Santri Jadi Korban Perundungan Senior
Ilustrasi--
JAMBI – APD (12) salah satu santri di Pondok Pesantren di Kota Jambi, mengalami perundungan pada Jumat (24/11) lalu. Perundungan ini, tidak hanya sekali dia terima, namun sudah berulang.
Akibat perundungan tersebut, APD mengalami luka lebam di bagian paha dan cidera di bagian kelamin, sehingga membuatnya harus dilarikan ke RSUD Raden Mattaher Jambi.
Pihak keluarga yang mengetahui anaknya menjadi korban kekerasan, melaporkan kejadian tersebut ke Polda Jambi, pada Kamis (30/11) siang. Laporan diterima dengan bukti laporan LP/B/343/XI/2023/SPKT/POLDA JAMBI.
Rikarno, ayah korban mengatakan, kekerasan yang dialami anaknya yang dilakukan oleh dua orang senior dipondoknya. Dengan cara menggesekkan alat vital dan menginjak bagian perut korban. Peristiwa tersebut terjadi pada 22-24 November 2023 lalu.
“Prakteknya itu, mulut anak saya dibekam, kemudian tangannya dipegang dan kaki anak saya juga dipegang. Lalu kaki si pelaku nendang alat vital anak saya. Setelah itu selesai, anak saya yang masih kesakitan, kemudian dilanjutkan kaki pelaku menginjak perut anak saya,” kata dia.
Perundungan yang dialami anaknya tersebut, sudah sering terjadi sejak September. Namun kejadian terulang kembali.
“Selama dirawat, kondisinya kini sudah membaik, tinggal melakukan visum di RS Bhayangkara,” katanya.
Kini pihak keluarga, sedang fokus untuk kesembuhan anaknya, dan butuh pendampingan psikolog karena psikis anak terganggu. Diketahui pula pihak pondok pesantren, sudah datang menjenguk korban.
Ayah korban mengaku, perundungan terjadi empat kali. Dia mengetahui saat sang ayah menyambangi anaknya di Pondok.
“Saat saya menjenguk, saya selalu tanyakan senang, betah enggak disini, dia mengatakan oke seneng disini. Pada saya menjenguk pada bulan sembilan, saya tanyakan lagi. Tanpa dijawab, anak saya langsung menangis,” jelasnya.
Dia mengaku, sampai saat ini tidak mengetahui motif pelaku atas perbuatan yang dilakukan kepada anaknya tersebut. Bahkan hal ini disampaikan anaknya juga, bahwa dia tidak tahu motif dari perlakuan seniornya tersebut.
“Anak saya bilang, kenapa ya disaat saya sudah memiliki keinginan kuat untuk belajar agama, kok cobaannya begitu berat, sampai badan saya tidak kuat lagi,” tuturnya.
Ayah korban sebelumnya sudah melaporkan kasus perundungan yang di alami anaknya ke pihak pondok pesantren sejak bulan September lalu dengan tempat dan pelaku yang berbeda.
Saat dihubungi, Hasan selaku pengawas yayasan pondok pesantren, mengatakan pelaku dan korban sudah damai.
“Itu secara ini sudah damai tidak ada permasalahan, sudah kami amankan, tidak ada efek sampingnya ke masyarakat. Pelaku dan korban sudah bertemu dan damai, tidak ada tuntut menuntut. Namanya dipondok, harus saling memaafkan,” kata Hasan, Kamis (30/11).
Hasan menambahkan, pihak pondok pesantren tidak mengetahui laporan yang dibuat oleh ayah korban atas kejadian perundungan yang di alami anaknya, yang viral di sosial media tersebut.
“Tidak ada laporan, tidak ada konfirmasi soal laporan dia,” ucapnya.
Semnetara itum pihak PPA Polresta Jambi, menjelaskan pihaknya tengah melakukan pengecekan. “Unit PPA sedang melakukan pengecekan lapangan dan melakukan klarifikasi korban terhadap berita viral tersebut,” kata Kompol Indar singkat. (cr01/enn)