Mahasiswa Unja Ciptakan Obat Scabies Herba Nesa
PENEMU: Dari kanan, Adelia Wulandari, Nandyni Zulfa, Fatati, Syariful Iman, dan Egi Prima Herdianto, penemu obat penyakit kulit hewan ternak. --
Jambi - Mahasiswa Fakultas Peternakan, Universitas Jambi menciptakan produk Obat untuk mengobati penyakit kulit pada hewan atau yang biasa disebut scabies.
Obat tersebut terbuat dari beberapa bahan alami diantaranya air mineral, lengkuas, bawang putih, dan Virgin Coconut Oil (VCO).
Fatati, dosen Fakultas Peternakan Universitas Jambi, sekaligus pembimbing tim produksi obat tersebut, menjelaskan bahwa obat scabies itu diberi nama Herba Nesa.
"Produk ini diberi nama Herba Nesa, yang artinya Herba adalah herbal, yang mana obat tersebut terbuat dari bahan alami, dan Nesa yang merupakan gabungan dari nama semua anggota tim, Nandyni, Egi, Syaiful, dan Adelia," katanya.
Ia menyampaikan harapan kedepannya obat ini bisa dikenal dan digunakan oleh masyarakat luas.
"Semoga kedepannya produk ini dapat mencantumkan dosis bahan dan komposisi, cara penggunaan, keamanan penggunaan, expired date, dan lainnya," Jelasnya.
Nandyni Zulfa, Ketua Tim Produksi Obat tersebut menjelaskan bahwa timnya telah mulai merencanakan produksi sejak Juli 2023.
"Kami terinspirasi dari banyaknya keresahan dari pecinta hewan kesayangan dan para peternak mengenai penyakit kulit pada hewan atau scabies, sehingga kami menciptakan inovasi untuk mengobati penyakit tersebut yang terbuat dari bahan-bahan alami," jelasnya.
Bahan utama dari produk tersebut adalah lengkuas yang memiliki kandungan anti bakteri. Dan bawang putih yang juga memiliki kandungan anti bakteti srkaligus menyembuhkan jamur pada kulit.
"Untuk uji cobanya, kami melakukan pengobatan pada hewan kesayangan. Setelah pemakaian obat selama dua minggu, penyakit kulit pada hewan sudah mengering dan bulunya sudah mulai tumbuh," tuturnya.
Produk ini bisa menjadi solusi karena tidak menyakiti hewan pada saat pengobatan karena berbentuk spray dan bukan merupakan bahan kimia.
"Harganya yaitu Rp 30.000 per botol 50 ml tentunya relatif lebih murah dari pengobatan di klinik hewan atau pengobatan obat kimia lainnya yang harus disuntikkan ke hewan," tindasnya.
"Untuk teknik pemasarannya sendiri saat ini kami mulai memperkenalkan produk ini pada beberapa even pameran, pet shop, dan klinik hewan," katanya. (cr02/ira)