Penyandang Tuli dan Tuna Wicara Bisa Belajar Alquran
IST/JAMBI INDEPENDENT BELAJAR: Penyandang tuli dan tuna wicara sedang belajar Alquran menggunakan bahasa isyarat.--
JAMBI - Sekitar 20 orang dari komunitas tuli dan tuna wicara belajar Alquran bahasa isyarat di booth Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) di Pameran Seleksi Tilawatil Quran dan Musabaqah Hadits (STQH) Nasional ke-27 Jambi pada Rabu, (1/11) lalu.
Ada pengajar Alquran berbahasa isyarat di booth tersebut, yang memberi kesempatan bagi penyandang tuli dan tuna wicara untuk bisa mempelajari Alquran.
Ida Zulfiyah, pengajar Alquran bahasa isyarat menjelaskan, pelatihan Alquran bahasa isyarat kali ini diikuti oleh komunitas dari Gerakan untuk Kesejahteraan Tuna Rungu Indonesia (Gerkatin) Provinsi Jambi.
"Peserta sekitar dua puluh orang. Mereka belajar Alquran bahasa isyarat mulai dari huruf hijaiyah, harakat dan seterusnya," jelas Ida.
BACA JUGA:Pemerintah Diminta Segera Intervensi Harga
Program ini adalah bagian dari Program Training of Trainers (ToT) Pengajar Alquran Bahasa Isyarat bagi Penyandang Disabilitas Sensorik Rungu Wicara di 34 Provinsi yang digulirkan BAZNAS.
Tujuannya, mempersiapkan pengajar kompeten, memfasilitasi akses pendidikan Alquran bagi penyandang disabilitas sensorik, serta meningkatkan kesadaran masyarakat tentang keberadaan dan kebutuhan penyandang disabilitas sensorik dalam mendapat akses pendidikan agama.
"Semoga teman-teman yang sudah belajar hari ini bisa mengajarkannya lagi kepada teman-teman tuli lainnya," kata Ida.
Menurutnya, Alquran bahasa isyarat sangat penting dikenalkan kepada teman-teman tuli muslim di seluruh Indonesia.
BACA JUGA:Dua Kurir Sabu Asal Aceh Ditangkap
"Selama ini, teman-teman tuli belum mendapatkan akses keagamaan. Padahal hak keagamaan sudah diatur dalam undang-undang No. 8 Tahun 2016 tentang disabilitas. Mereka mempunyai hak yang sama," ungkapnya.
Mushaf Alquran Bahasa Isyarat diproduksi oleh Lajnah Pentashihan Mushaf Alquran (LPMQ) Balitbang Diklat Kemenag RI. Mushaf ini bertujuan memberikan afirmasi layanan keagamaan kepada penyandang tuli. Mushaf ini ada pertama kali di Indonesia, bahkan dunia.
Sebelumnya, LPMQ Kemenag RI juga telah mengeluarkan Mushaf Alquran Braile yang diperuntukkan bagi kelompok difabel netra.
Saat meluncurkan program ToT pengajar Alquran Bahasa Isyarat pada September 2023 lalu, Ketua BAZNAS RI Prof. Dr. KH. Noor Achmad menyampaikan bahwa kelompok disabilitas perlu mendapatkan perhatian khusus.
BACA JUGA:Puluhan Ekskavator PETI Beroperasi di Pelepat
"Kami meluncurkan program ToT bagi para pengajar yang akan mengajari bahasa isyarat membaca Alquran. Tujuannya agar disabilitas tuli, yang jumlahnya lebih dari 2,5 juta orang ini, bisa membaca Alquran dengan bahasa isyarat," ujar KH Noor.
Booth BAZNAS di ajang STQH Nasional Jambi dibuka sejak tanggal 30 Oktober hingga 6 November 2023. Di booth BAZNAS pengunjung bisa menyaksikan Mushaf Alquran bahasa isyarat sekaligus ikut belajar metode pengajaran Alquran bahasa isyarat. (enn/ira)