"PT JII seharusnya lebih aktif mengusulkan penambahan jaringan gas. Jika hanya sebagai pencatat dan penagih meteran, peran tersebut bisa diambil alih oleh BUMD Kota Jambi saja," tegasnya.
Menanggapi kritik tersebut, perwakilan dari PT JII, Eka, menjelaskan bahwa pembangunan jargas dimulai sejak 2012 dan mulai beroperasi pada 2015.
Saat ini, PT JII telah mengelola 17 ribu sambungan jargas aktif, dengan 13 ribu sambungan di Kota Jambi dan 4 ribu sambungan di Kabupaten Muaro Jambi.
Namun, Eka mengakui bahwa saat ini belum ada rencana untuk menambah jaringan gas baru.
"Saat ini, belum ada wacana untuk penambahan jaringan baru," ungkapnya.
Eka juga menegaskan bahwa tugas PT JII terbatas pada pencatatan meteran gas dan penagihan.
"Kami hanya bertugas mencatat meteran, hasil pencatatan tersebut tidak masuk ke kami, melainkan hanya digunakan untuk gaji karyawan," jelasnya.
Permasalahan gas subsidi di Kota Jambi memang semakin kompleks.