Perubahan cara orang mengonsumsi informasi saat ini semakin terlihat jelas. Yakni dari menurunnya minat membaca pada buku berbentuk fisik.
Perpustakaan yang dulunya ramai dikunjungi dengan pencari referensi kini lebih banyak didatangi sekadar untuk bekerja atau mengakses internet.
Sementara itu, toko buku yang dulu menjadi tempat favorit, kini perlahan berubah arah. Toko buku masa kini lebih banyak menjual barang penunjang gaya hidup daripada buku itu sendiri.
Fenomena itu menegaskan bahwa kebiasaan membaca buku berbentuk fisik perlahan bergeser ke format buku digital.
BACA JUGA:Khaeron Sambut Baik Pengusaha Gabung Demokrat
BACA JUGA:RUU Perampasan Aset Tawarkan Pemulihan Aset Tanpa Putusan
Ada banyak alasan yang membuat orang lebih memilih buku digital dibandingkan buku fisik. Salah satunya karena akses yang lebih mudah dan cepat.
Dengan sekali unduh, pembaca bisa memiliki ribuan buku di dalam satu perangkat. Tanpa perlu repot membawa beban berat di tas mereka.
Mobilitas yang tinggi juga membuat orang lebih memilih cara praktis itu untuk tetap bisa menikmati bacaan di sela-sela aktivitas. Entah di kendaraan umum, di sela kerja, atau bahkan membaca buku sebelum tidur di rumah.
Selain soal praktis, pilihan buku digital juga dianggap lebih efisien dari sisi biaya. Banyak platform yang menyediakan buku digital gratis atau berbayar. Harganya pun lebih rendah daripada versi cetaknya.
Hal itu membuat banyak pembaca merasa lebih hemat. Terutama bagi mereka yang senang mengoleksi banyak judul.
Ditambah lagi, berbagai aplikasi e-book kini dilengkapi fitur menarik. Seperti pencarian cepat, catatan digital, hingga integrasi kamus otomatis. Itu memudahkan siapa saja saat membaca teks asing.
Namun, di balik keunggulan buku digital, muncul kekhawatiran bahwa buku fisik perlahan kehilangan tempatnya di hati pembaca.
Banyak orang mengakui bahwa buku fisik menawarkan pengalaman yang berbeda. Mulai dari aroma kertas, sentuhan halaman yang bertekstur, hingga kepuasan melihat rak buku pribadi yang penuh.
Meski demikian, kemajuan teknologi terus mendorong perubahan kebiasaan itu tanpa bisa dihindari. Orang-orang yang sebelumnya setia pada buku fisik pun akhirnya mulai berpindah ke digital.