"Di era digitalisasi ini harus dimanfaatkan untuk hal-hal positif, tanpa menghilangkan nilai karakter dan interaksi sosial anak," ujarnya.
Ia juga menegaskan bahwa, pendidikan di era digitalisasi tetap memberi ruang bagi anak untuk belajar sambil bermain dan berkreasi di lingkungan terbuka.
Lebih lanjut, Maulana menyampaikan bahwa, Pemerintah Kota Jambi mendorong para guru PAUD, khususnya dari lembaga swasta, agar terdaftar dalam program BPJS Ketenagakerjaan sebagai bentuk perlindungan sosial bagi tenaga pendidik.
Selain itu, Pemkot juga menargetkan peningkatan status PAUD di setiap kecamatan menjadi PAUD Negeri.
Workshop ini menjadi bagian dari langkah konkret Pemerintah Kota Jambi dalam menguatkan kebijakan pendidikan sejak usia dini.
Terlebih lagi, hanya beberapa waktu sebelumnya, Wali Kota Jambi Dr H Maulana, MKM meluncurkan gerakan Sapa Bahagia Anak Usia Dini, bertepatan dengan peringatan Hari Anak Nasional.
Di mana Gerakan Sisir, Ajak, Pantau, dan Advokasi (SAPA) BahagiA menjadi strategi utama Pemerintah Kota Jambi untuk menjangkau seluruh anak usia dini agar mendapatkan akses layanan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD).
"Gerakan ini sangat penting dalam mengimplementasikan wajib belajar 13 tahun. Artinya, sejak usia dini anak harus mendapatkan layanan PAUD demi masa depan yang lebih bahagia dan berkualitas," ujar Wali Kota Maulana saat peluncuran di Griya Mayang.
Ia menegaskan bahwa usia 5 hingga 6 tahun merupakan tahap krusial prasekolah yang harus diisi dengan pendidikan berkualitas.
Tahap ini menjadi fondasi penting dalam membentuk keterampilan dasar, kesiapan mental, emosional, hingga sosial anak sebelum memasuki jenjang sekolah dasar. (mg02/zen/enn)