Hal itu juga membuat genre tersebut semakin dekat dengan pendengar. Seolah menghadirkan kesederhanaan di tengah dunia digital yang serba cepat.
Tren Lo-Fi juga erat kaitannya dengan perkembangan budaya visual. Ilustrasi karakter animasi, pemandangan kota di malam hari, atau nuansa hujan sering dipadukan dengan musik Lo-Fi dalam bentuk video streaming.
Kombinasi antara audio dan visual itu menciptakan atmosfer yang mendukung produktivitas. Sekaligus menenangkan jiwa.
Namun, tentu saja tidak semua orang cocok dengan Lo-Fi. Ada yang merasa musik itu terlalu repetitif atau monoton.
Meski begitu, kehadiran Lo-Fi tetap menjadi pilihan populer. Khususnya bagi mereka yang mencari keseimbangan antara fokus, kenyamanan, dan relaksasi.
Dengan semakin banyaknya orang yang bekerja dan belajar dari rumah, musik Lo-Fi sepertinya akan terus menjadi bagian penting dalam keseharian.
Ia sekaligus representasi kebutuhan manusia modern akan ruang tenang di tengah hiruk pikuk kehidupan digital.
Lo-Fi membuktikan bahwa musik tidak selalu harus sempurna untuk menjadi berarti. Justru dalam ketidaksempurnaan, ada ketulusan yang membuatnya relevan dan dicintai banyak orang.
Bagi siapa pun yang mencari teman produktivitas, Lo-Fi hadir sebagai jawaban sederhana namun penuh makna. (*)