Holopis Kuntul Baris, SAH Optimis Indonesia Berjaya di Era Presiden Prabowo Subianto
--
JAMBI - Kata Holopis Kuntul Baris dalam falsafah Jawa mengandung arti berbarengan, bersama atau gotong-Royong. Istilah ini dipakai oleh Ketua DPD Partai Gerindra Provinsi Jambi Dr. Ir. H. A.R. Sutan Adil Hendra, MM (SAH) untuk menyatakan tekad bersama Kader Gerindra, untuk menyukseskan kepemimpinan Prabowo Subianto sebagai Presiden Republik Indonesia 2024 - 2029 nanti.
"Kita di Gerindra memakai semangat Holopis Kuntul Baris untuk menyukseskan pemerintahan Bapak H. Prabowo Subianto sebagai Presiden nanti,” ungkapnya.
Dimana semangat kegotongroyongan ini menjadi kekuatan utama dalam berjuang bahu membahu sesama masyarakat, untuk mewujudkan perubahan dan perbaikan bagi bangsa dan negara.
"Semangat gotong-royong menjadi penyemangat kami, berat sama dipukul ringan sama dijinjing, seiring sejalan dalam perjalanan mencapai tujuan," katanya.
Hal ini menurutnya menjadi kesadaran dari segenap kader partai, bahwa Gerindra merupakan pondasi utama pemerintahan Presiden Prabowo nanti. Di tengah bangsa yang belum memiliki sumber daya materi berlebih, maka untuk berjuang, selalu mengutamakan gotong-royong.
"Hampir tiap kegiatan kami gotong-royong, bahu membahu membesarkan partai. Karena itulah partai kami solid dan kuat, karena dibangun dengan semangat bukan dengan materi,” jelasnya.
Bahkan dalam menghadapi Pilpres 2024 lalu, SAH mengatakan kegotongroyongan juga dilakukan sesama kader di seluruh Indonesia.
"Kami urunan untuk bikin baju kaos, kami urunan untuk kampanye, urunan untuk saksi, dan urunan untuk bergerak di akar rumput. Maka banyak yang salah sangka dengan Gerindra, jika selama ini kami besar disangka dengan limpahan materi, tapi sebenarnya kami maju karena kekuatan gotong-royong," jelas anggota DPR RI tersebut.
Bahkan, lanjutnya, Prabowo Subianto sendiri selaku Ketua Dewan Pembina berulang kali mengatakan, kekuatan Gerindra bukan pada uang tapi gotong-royong kadernya.
"Tidak ada materi di Gerindra. Yang ada semangat untuk membangun bangsa. Ini terpatri dalam diri kader untuk hidup sederhana, mementingkan kepentingan orang lain, di atas kepentingan pribadi dan golongan," katanya. (Enn)