Pemuda Perlu Aktif Berpartisipasi Dalam Pembangunan
Wakil Presiden terpilih Gibran Rakabuming Raka (kedua kiri) didampingi Ketua MPR Ahmad Muzani (ketiga kiri) serta Wakil Ketua MPR (dari kiri) Eddy Soeparno, Rusdi Kirana, Lestari Moerdijat dan Kahar Muzakir saat mengikuti geladi bersih pelantikan presiden-ANTARA-
JAKARTA - Wakil Ketua MPR RI Lestari Moerdijat mengatakan generasi muda perlu aktif berpartisipasi dalam pembangunan dengan menerapkan nilai-nilai gotong-royong, cinta tanah air, persatuan dan kekeluargaan untuk menjawab berbagai tantangan yang semakin beragam.
"Lanskap persoalan dunia yang semakin kompleks saat ini mendorong kita untuk mau menengok kembali pada nilai-nilai perjuangan pemuda saat Sumpah Pemuda digaungkan pada 1928. Generasi muda harus berperan aktif mengisi kemerdekaan," kata Lestari dalam keterangan tertulisnya yang diterima di Jakarta, Rabu.
BACA JUGA: Tiga Pelaku Perampasan Kendaraan Ditangkap di Mapolres Batanghari
BACA JUGA:Modus Khodam Pusaka Besi Kuning, Polsek Jelutung Amankan 2 Pelaku Penipuan di Jambi
Menurutnya pemangku kepentingan di tingkat pusat dan daerah perlu melahirkan kebijakan yang mampu melibatkan partisipasi publik secara aktif dalam proses pembangunan, termasuk generasi muda.
Sehingga, menurut dia, kebijakan-kebijakan dalam proses pembangunan yang dibuat pemerintah harus mampu seluas-luasnya melibatkan masyarakat.
Sia mengatakan pembangunan yang dilakukan harus benar-benar mampu menghasilkan kesejahteraan bagi masyarakat Indonesia secara luas, maupun bagi masyarakat di daerah bersangkutan timur seperti di Papua.
Sementara itu, Ketua KAMMI Merauke Ilham Afandi Wahid berpendapat bahwa pembangunan setidaknya perlu mencakup, dua hal yaitu pembangunan infrastruktur dan pembangunan sumber daya manusia (SDM).
BACA JUGA:29.000 Pelajar dan Guru SMK Ikuti Festival Vokasi Satu Hati
BACA JUGA:Ja Morant tampil gemilang saat Grizzlies lucuti Jazz 126-124
Maka dari itu, dia mengatakan pembangunan di daerahnya yakni Papua Selatan, harus berimbang antara pembangunan infrastruktur dan SDM.
Ketika kita ada uang, menurutnya pembangunan infrastruktur akan dengan mudah bisa terlaksana. Namun dengan kualitas SDM yang rendah, menurutnya ketersediaan infrastruktur yang layak sulit terlaksana secara berkelanjutan. (ANTARA)