Pernah Shock Culture
Happy Salma-ANTARA-
HAPPY Salma dikenal sebagai artis yang menikah dengan seorang pria keturunan bangsawan di Bali.
Menariknya, artis kelahiran 1980 silam ini mengaku baru mengetahui latar belakang sang suami bangsawan setelah menikah.
Happy Salma berbagi kisah menarik saat menikah dengan Tjok Gus di tahun 2010 silam.
Kehidupan baru di Bali membawa sang artis memahami budaya dan adat termasuk sistem kasta dan ritual-ritual yang sebelumnya asing baginya.
BACA JUGA: Terpaksa Patungan Bayar Gaji Guru, SMPN 7 Muaro Jambi Kekurangan Guru Agama Kristen
BACA JUGA:Dorong Implementasi UU KIA, Untuk Kesejahteraan Ibu dan Anak
Saat menjadi bintang tamu program Rumpi, Happy Salma berbagi cerita saat mengetahui sang suami seorang bangsawan Bali.
Happy Salma yang mengaku pernah mengalami culture shock saat tahu sang suami keturunan bangsawan.
Happy Salma mengaku bahwa dirinya tidak tahu kalau suaminya adalah keturunan bangsawan saat masih pacaran.
Fakta ini terungkap saat Happy Salma menjadi bintang tamu Rumpi. Sosok suami Happy Salma diketahui seorang pria yang memiliki keturunan bangsawan dari Ubud, Bali.
Artis kelahiran 1980 silam resmi dipersunting Tjok Gus tahun 2010 silam.
Menariknya, Happy Salma baru mengetahui suami seorang bangsawan setelah menikah.
Hal tersebut membuatnya kaget karena ada banyak hal baru yang harus dipelajari tentang budaya Bali.
Ia juga mendapati bahwa setiap kabupaten memiliki adat yang berbeda dalam menjalankan adat. Selain itu, Happy Salma baru memahami bahwa sistem kasta di Bali masih sangat dihormati.
"Jadi pas nikah ternyata pas di sana ada sistem kasta yang masih berlaku. Dan tiap kabupaten juga berbeda-beda, bagaimana cara mereka mendefinisikan atau kayak melakukan kegiatan ritual adatnya gitu. Saya pikir ya sama aja, paling ada beberapa kasta tapi aku nggak tahu sepenting apa ikatan itu untuk masyarakat," kata Happy Salma seperti dilansir dari Rumpi.
Pernikahan Happy Salma dan sang suami berlangsung seperti royal wedding.
Ratusan orang masyarakat adat datang membawa bingkisan berupa hasil bumi untuk merayakan kebahagiaan mereka.
Happy Salma bahkan merasa seperti sedang menjalani kisah dongeng yang sebelumnya hanya ia lihat di cerita-cerita legenda.
"Tapi ternyata waktu pas pertama kali kita menikah, bagaimana masyarakat terlibat dalam kegiatan-kegiatan pernikahan kita, ratusan orang berbondong-bondong datang memberikan hadiah, bingkisan kaya hasil bumi. Saya pikir itu berlaku di cerita zaman dulu," ungkapnya.
Awal adaptasi menjadi istri bangsawan di Bali tidaklah mudah. Happy merasakan culture shock, terutama ketika harus menjalani adat dan tradisi yang berbeda dari kebiasaannya sebagai orang Sunda.