Kisah Pilu Kakek Nenek Palestina Rawat 36 Cucu Yatim Piatu di Gaza

Reporter: Elisa Sakinah |

Editor: Finarman |

Kamis , 30 Oct 2025 - 12:30

Kisah Pilu Kakek Nenek Palestina Rawat 36 Cucu Yatim Piatu di Gaza--

"Saya akan berbohong jika mengatakan tidak merindukan mereka. Saya sangat merindukan mereka. Hati saya sakit," tuturnya.

"Putra-putra saya adalah segalanya. Mereka alasan saya terus bertahan. Sekarang, saya merawat anak-anak mereka yang terluka," tambahnya.

UNICEF mencatat, sedikitnya 20.000 anak termasuk di antara korban tewas di Gaza setara dengan satu anak yang terbunuh setiap jam selama dua tahun terakhir.

Sekitar 3.000 hingga 4.000 anak juga mengalami kehilangan satu atau lebih anggota tubuh.

Bagi keluarga Aliwa, setiap hari menjadi perjuangan untuk mendapatkan makanan, air bersih, dan rasa aman.

"Unsur-unsur dasar kehidupan hampir mustahil ditemukan," ujar Hamed. Mereka kini hidup tanpa kepastian, tanpa tempat tinggal tetap, dan terus dibayangi ancaman serangan baru.

Meski gencatan senjata telah diumumkan sejak 10 Oktober, ketakutan belum sirna. Sekitar 473.000 warga yang kembali ke Gaza utara harus menghadapi kehancuran dan kekurangan kebutuhan pokok.

"Kami hidup di bawah suara drone yang konstan, yang membuat kami terjaga sepanjang malam, dan kami takut perang bisa dimulai lagi," tutup Hamed. (*)

kisah pilu kakek nenek palestina rawat 36 cucu yatim piatu di gaza                            jambikoran.com - kehidupan di gaza kini hanya menyisakan puing-puing akibat gempuran bom israel.
ribuan anak kehilangan orang tua mereka dalam serangan yang terus berlangsung, meninggalkan luka mendalam bagi generasi muda palestina.
di antara reruntuhan itu, pasangan lanjut usia, hamed dan rida aliwa, menjadi simbol keteguhan. mereka kini memikul tanggung jawab besar untuk mengasuh 36 cucu mereka yang kehilangan orang tua akibat serangan tersebut.
keluarga aliwa kehilangan lima putra mereka dalam dua tahun terakhir, seluruhnya tewas dalam serangan israel. kini, hamed dan rida berjuang keras merawat anak-anak yang ditinggalkan.
baca juga:4 sepatu lari yang bikin nyaman, makin rajin olahraga
baca juga:memilih warna rambut sesuai warna wajah, agar penampilan makin standout
menurut data biro pusat statistik palestina, lebih dari 39.000 anak di gaza telah kehilangan satu atau kedua orang tuanya, sementara sekitar 17.000 di antaranya menjadi yatim piatu sejak oktober 2023.
menghadapi situasi yang kian sulit, pasangan lansia itu berjuang setiap hari untuk memenuhi kebutuhan dasar para cucunya.
"anak-anak ini butuh perhatian. mereka butuh makanan, air, dan perhatian khusus. ini adalah tanggung jawab besar yang membawa tekanan luar biasa bagi saya," ungkap rida (60 tahun) kepada al jazeera di kota gaza.
setiap hari, hamed dan rida memulai pagi dengan satu tujuan: bertahan demi anak-anak yang kini memanggil mereka “ibu” dan “ayah”.
baca juga:tata rumah agar terasa sejuk tanpa mengandalkan ac
baca juga:jaga kesehatan hati dengan rutin konsumsi 5 buah kering 
anak-anak tersebut hidup dalam keterbatasan, belajar berbagi sepotong roti, dan terlelap dengan suara ledakan di sekitar mereka.
rida tak mampu menutupi kesedihannya saat mengenang putra-putranya.
"saya akan berbohong jika mengatakan tidak merindukan mereka. saya sangat merindukan mereka. hati saya sakit," tuturnya.
"putra-putra saya adalah segalanya. mereka alasan saya terus bertahan. sekarang, saya merawat anak-anak mereka yang terluka," tambahnya.
baca juga:3 bahan alami untuk penderita penyakit jantung
baca juga:jual sabu dari rumah seorang pria dituntut 8 tahun 
unicef mencatat, sedikitnya 20.000 anak termasuk di antara korban tewas di gaza setara dengan satu anak yang terbunuh setiap jam selama dua tahun terakhir.
sekitar 3.000 hingga 4.000 anak juga mengalami kehilangan satu atau lebih anggota tubuh.
bagi keluarga aliwa, setiap hari menjadi perjuangan untuk mendapatkan makanan, air bersih, dan rasa aman.
"unsur-unsur dasar kehidupan hampir mustahil ditemukan," ujar hamed. mereka kini hidup tanpa kepastian, tanpa tempat tinggal tetap, dan terus dibayangi ancaman serangan baru.
baca juga:habisi nyawa teman pakai barbel warna pink
baca juga:saksi ahli heran pelanggaran perbankan sampai ke persidangan kasus korupsi pt pal
meski gencatan senjata telah diumumkan sejak 10 oktober, ketakutan belum sirna. sekitar 473.000 warga yang kembali ke gaza utara harus menghadapi kehancuran dan kekurangan kebutuhan pokok.
"kami hidup di bawah suara drone yang konstan, yang membuat kami terjaga sepanjang malam, dan kami takut perang bisa dimulai lagi," tutup hamed. (*)