Purbaya Bersih-bersih Mafia Baju Bekas
SIDAK: Menkeu RI, Purbaya Yudhi Sadewa saat sidak di Tempat Penimbunan Pabean Cikarang, Jawa Barat.-ist/jambi independent-
JAKARTA,JAMBIKORAN.COM - Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa bersih-bersih mafia baju bekas. Hal itu ia katakan saat ispeksi mendadak (sidak) di Tempat Penimbunan Pabean Cikarang, Jawa Barat, pada Sabtu (1/11).
Menkeu Purbaya sendiri telah melakukan pemeriksaan terhadap sejumlah besar karung berisi pakaian bekas impor, serta rokok ilegal.
Menurutnya, pakaian yang ditemukan bukan hanya pakaian bekas saja, namun juga pakaian baru koleksi lama dari luar negeri.
"Dari hasil penindakan kali ini bukan cuma pakaian bekas, tapi juga pakaian last season, pakaian baru namun koleksi lama dari luar negeri," ujar Menkeu Purbaya dalam video yang diunggah di akun media sosial resmi TikTok nya, @purbayayudhis.
Dalam kesempatan tersebut, Purbaya pun juga turut memberikan apresiasi kepada para pegawai yang berhasil melakukan penindakan atas dua komoditas tersebut.
Menurutnya, pakaian bekas illegal tersebut sendiri juga sudah merugikan para pedagang lokal, terutama dari mereka yang berasal dari pengusaha mikro kecil dan menengah.
"Jangan ada lagi Impor pakaian Ilegal, apalagi pakaian bekas illegal yang merugikan UMKM dan Industri Tekstil nasional," tegas Menkeu Purbaya.
Sementara itu, Kepala Biro Hubungan Masyarakat Kementerin Perindustrian (Kemenperin) Alexandra Arri Cahyani mengungkapkan bahwa dalam kurun waktu beberapa bulan terakhir, telah terjadi peningkatan volume impor produk tekstil.
Dirinya juga menambahkan bahwa peningkatan paling tinggi juga terjadi pada impor produk tekstil hilir yang melebih kebutuhan pasar domestic, sehingga kondisi ini dapat dikatakan sebagai banjir impor.
“Fenomena banjir impor yang terjadi belakangan ini lebih banyak dialami pada produk hilir industri TPT, terutama pada industri garmen,” jelas Alexandra.
Selain itu, Alexandra juga menambahkan bahwa pada bahan baku sendiri, industri tekstil nasional masih membutuhkan pasokan impor untuk meningkatkan daya saing dan menjaga keberlanjutan rantai pasok industri hilir.
Oleh karena itulah, dirinya mengungkapkan bahwa dampak dari kondisi ini dirasakan langsung oleh pelaku industri tekstil dalam negeri, yang menghadapi tekanan pada harga jual dan penyerapan produksi.
“Banjir impor ini memang memberikan tekanan, terutama bagi industri hulu yang selama ini menopang pasokan benang dan kain lokal. Untuk itu, Kemenperin bersama kementerian dan lembaga terkait segera melakukan langkah pengendalian agar industri nasional tetap terlindungi,” pungkasnya.