Hati Separo
--
Liburan hari itu ia tidak pulang ke Lampung. Adiknya, perempuan, juga tidak pulang. Sang adik masih kuliah di S-1 di universitas yang sama: Beijing Institute of Technology (北京理工大学). Mereka mendalami computer science.
Mereka hanya dua bersaudara. Ayah mereka sudah lama meninggal. Ibu mereka menjaga toko alat pancing di Bandar Lampung. Sendirian. Mereka tidak pulang demi menghemat biaya. Lebih baik menabung. Agar Imlek nanti bisa pulang, berhari raya bersama sang ibu.
Dengan hadirnya Justin saya bisa pulang ke Indonesia dengan tenang. Saya janji akan terus memonitor jadwal transplant dari jauh.
Justin saya minta datang ke rumah sakit sebelum saya pulang. Setelah berkenalan, Nisa dan suami merasa cocok. Justin anak muda yang baik.
Bahasa Mandarin Justin juga sudah sangat mumpuni. Apalagi yang menyangkut teknologi komputer. Ia hanya perlu beberapa kata baru di bidang medis.
Akhirnya saya tahu kenapa Justin punya kepribadian yang sangat baik. Justin sudah biasa mengalah di pergaulan. Sudah biasa mengakomodasikan keinginan orang lain. Tidak judes. Tidak kaku. Tidak ego. Karena itu ia terpilih sebagai ketua mahasiswa Indonesia seluruh Tiongkok: PPI Tiongkok. Ia sudah biasa ngemong banyak keinginan.
Sebelum pulang saya tanya Nisa: apakah masih ada ganjalan.
"Soal visa," katanya. "Masa tinggal saya akan habis sebelum transplant dilakukan," tambahnyi.
Ups... Saya usulkan beberapa kemungkinan. Ini kan urusan medis. Siapa tahu RS bisa bantu. Justin bisa berkomunikasi dengan RS dan dengan imigrasi setempat.
Lalu saya berikan jalan terakhir dan terjelek –kalau semua usaha memperpanjangnya gagal.
"Anda terbang ke Hong Kong. Begitu mendarat, Anda masuk lagi ke terminal keberangkatan untuk kembali ke Beijing," kata saya.
Beijing-Hong Kong tiga jam. Pagi-pagi bisa berangkat, sorenya bisa tiba kembali di Beijing. Banyak sekali penerbangan Beijing-Hong Kong.
Waktu membuat visa di Surabaya dulu, visa Nisa bisa dipakai dua kali ke Tiongkok. Setiap kali ke Tiongkok boleh tinggal di sana 30 hari. Maka begitu 30 hari Nisa harus meninggalkan Tiongkok. Lalu bisa balik lagi 30 hari lagi. Yang penting sudah meninggalkan Tiongkok dulu.
Sebenarnya ada cara yang lebih singkat. Ke Korea dulu. Hanya satu jam penerbangan. Tapi Nisa tidak punya visa Korea. Sedang untuk ke Hong Kong tidak perlu visa