Berat Badan Balita Naik tapi Tak Sesuai Usia? Waspadai Tanda Weight Faltering
Berat Badan Balita Naik tapi Tak Sesuai Usia? Waspadai Tanda Weight Faltering--
Anak dengan riwayat pertumbuhan terhambat juga lebih rentan mengalami gangguan imun, kesulitan belajar, serta peningkatan risiko infeksi pada tahun-tahun awal kehidupannya.
Pada usia toddler (12–36 bulan), kekhawatiran orang tua terhadap kesulitan makan seperti picky eating terbukti berkaitan dengan status pertumbuhan yang buruk.
BACA JUGA:Gara-Gara Google Maps, Truk Besar Masuk Parit di Talang Banjar
BACA JUGA:15 Sertifkat Tanah Warga Puntikalo Masuk dalam Aset TNI
Studi di Asia Tenggara berjudul Parental Concern of Feeding Difficulty Predicts Poor Growth Status in Their Child menunjukkan bahwa anak dengan masalah makan cenderung memiliki berat badan di bawah standar pertumbuhan (WAZ < 3rd centile).
Penanganan weight faltering menekankan pada intervensi nutrisi yang kaya protein dan mikronutrien penting. Anak dengan defisit protein, terutama protein hewani, berisiko lebih tinggi mengalami perlambatan pertumbuhan.
Penelitian berjudul Daily Consumption of Growing-Up Milk is Associated with Less Stunting Among Indonesian Toddlersmenyebutkan bahwa balita yang rutin mengonsumsi susu pertumbuhan sebanyak ≥300 ml per hari memiliki risiko lebih rendah mengalami stunting.
Deteksi dini menjadi kunci utama dalam mengatasi weight faltering. Dengan pemantauan berat dan tinggi badan sesuai kurva WHO setiap 1–3 bulan serta pemberian nutrisi seimbang, peluang anak untuk kembali pada jalur pertumbuhan normal (catch-up growth) meningkat secara signifikan, sekaligus membantu memulihkan perkembangan kognitif mereka. (*)
BACA JUGA:Dua Pelajar Diamankan Polisi, Diduga Terlibat Penusukan di Bundaran Makalam
BACA JUGA:Puluhan Penerima Bantuan PKH di Kabupaten Tebo Diblokir Terindikasi Judi Online