PBNU Geram! Perilaku Gus Elham Disebut Tak Cerminkan Akhlakul Karimah, Ini Penjelasan Lengkapnya
Ketua PBNU Alissa Wahid. -ANTARA/HO-PBNU-
JAKARTA - Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) angkat bicara terkait perilaku pendakwah Elham Yahya Luqman atau Gus Elham, yang dinilai tidak mencerminkan akhlakul karimah serta bertentangan dengan ajaran Islam.
Ketua PBNU Alissa Wahid menegaskan, sikap atau tindakan yang merendahkan martabat manusia, terlebih kepada anak-anak, merupakan pelanggaran serius terhadap nilai kemanusiaan dan prinsip dakwah bil hikmah yang menjadi ciri khas Islam rahmatan lil ‘alamin.
“Itu menodai nilai-nilai dakwah sendiri, yang seharusnya memberikan teladan melalui sikap dan perilaku kepada umat,” ujar Alissa di Jakarta, Rabu (12/11).
PBNU menegaskan bahwa Nahdlatul Ulama memegang prinsip Ahlussunnah wal Jamaah an-Nahdliyyah, yang mengutamakan kemaslahatan umat dan perlindungan terhadap kehormatan manusia (hifdz al-‘irdh).
“Prinsip maqashid syariah ini harus menjadi pedoman utama bagi setiap pendakwah,” tegas Alissa.
Menurut PBNU, penghormatan terhadap para kiai, nyai, dan tokoh agama didasarkan pada keulamaan dan kearifan mereka sebagai pengasuh serta pengayom jamaah. Karena itu, setiap tokoh agama wajib menjaga diri dan berperilaku sebagai uswatun hasanah—teladan yang layak digugu dan ditiru.
Sebagai bentuk tanggung jawab kelembagaan, PBNU telah membentuk Satuan Tugas Penanggulangan Kekerasan di Pesantren (SAKA). Tim ini aktif menindaklanjuti dan mencegah praktik kekerasan, pelecehan, serta penyalahgunaan otoritas di lingkungan pesantren NU.
“Pembentukan SAKA adalah komitmen nyata PBNU untuk menjaga marwah pesantren dan memastikan dakwah Islam tetap berlandaskan kasih sayang, akhlak mulia, serta perlindungan terhadap kemanusiaan,” ungkap Alissa.
Sebelumnya, beredar luas di media sosial foto dan kampanye yang mengecam perilaku Gus Elham. Dalam unggahan tersebut, terlihat kolase foto Gus Elham mencium anak-anak perempuan, yang menuai beragam reaksi warganet.
Sebagian besar netizen menganggap tindakan itu tidak pantas dilakukan oleh seorang tokoh agama, sementara sebagian kecil menganggapnya sebagai bentuk kasih sayang.
Namun, PBNU menegaskan bahwa tidak ada ruang bagi kekerasan, pelecehan, atau penyalahgunaan posisi dalam dakwah Islam.
“Dakwah seharusnya menumbuhkan kemuliaan, bukan menistakan martabat manusia,” tutup Alissa Wahid.