Penyaluran di Kota Jambi Sudah 100 Persen, Bantuan Pangan di Provinsi Jambi
Manager Administrasi dan Keuangan Bulog Jambi, Matius Prananta Sitepu.-KEU KEU NAILA/JAMBI INDEPENDENT-Jambi Independent
JAMBI - Perum Bulog Kantor Wilayah Jambi memastikan penyaluran bantuan pangan nasional berjalan lancar di tiga kabupaten/kota wilayah kerjanya, yakni Kota Jambi, Kabupaten Muarojambi, dan Kabupaten Batang Hari. Program bantuan ini mencakup beras dan minyak goreng untuk puluhan ribu keluarga penerima manfaat.
Manager Administrasi dan Keuangan Bulog Jambi, Matius Prananta Sitepu, mengatakan bahwa hingga 12 November 2025, penyaluran bantuan pangan di Kota Jambi telah selesai 100 persen, sementara Kabupaten Muarojambi dan Batanghari masih dalam proses penyelesaian.
“Untuk Kota Jambi, bantuan beras dan minyak goreng sudah tersalur 100 persen. Sementara di Batang Hari sudah hampir 80 persen, dan Muarojambi masih dalam proses administrasi,” jelas Matius, Kamis (13/11).
Ia menjelaskan, bantuan pangan ini dilakukan dua kali dalam setahun, yakni pada bulan Juni–Juli dan Oktober–November. Kota Jambi menjadi wilayah pertama yang menuntaskan penyaluran tahap pertama, sementara Batang Hari masuk dalam wilayah penyaluran tahap kedua.
BACA JUGA:Ngopi Bareng Jurnalis, Kejari Muaro Jambi Dorong Transparansi Penegakan Hukum
BACA JUGA:Kreasi Baru Swiss-Belhotel Jambi Hadirkan Sensasi
“Bantuan pangan ini dilakukan dua kali setahun. Untuk Kota Jambi sudah tuntas di Juni–Juli, sedangkan Batanghari dialokasikan di tahap Oktober–November ini,” katanya.
Adapun jumlah penerima manfaat di masing-masing daerah cukup besar. Kota Jambi memiliki 24.595 penerima, masing-masing mendapatkan 20 kilogram beras dan 4 liter minyak goreng untuk dua bulan sekaligus.
Sementara itu, Muarojambi menyalurkan bantuan kepada 11.080 jiwa, dan Batanghari kepada 14.500 penerima manfaat dengan jumlah komoditas yang sama.
“Satu bulan penerima mendapatkan 10 kilogram beras dan 2 liter minyak goreng, tapi penyalurannya kami lakukan sekaligus untuk dua bulan,” ujar Matius.
Matius menegaskan bahwa Bulog hanya bertugas menyalurkan komoditas bantuan, sedangkan data penerima manfaat sepenuhnya ditentukan oleh Kementerian Sosial.
“Kami tidak bisa memastikan penerima itu tepat sasaran, karena kami tidak mengatur datanya. Bulog hanya menyalurkan komoditinya saja, sementara data penerima langsung dari Kementerian Sosial,” tegasnya.
Program bantuan pangan ini diharapkan dapat membantu masyarakat menjaga ketahanan pangan rumah tangga di tengah fluktuasi harga kebutuhan pokok di pasaran. (mg04/enn)