Gus Yahya Akui Terbuka untuk Islah

TERBUKA : Gus Yahya saat silahturahmi PBNU sesi kedua di Pesantren Tebuireng, Kabupaten Jombang, Jawa Timur.-Foto: ist-jambi independent

JOMBANG,JAMBIKORAN.COM - Ketua Umum PBNU K.H. Yahya Cholil Staquf menyatakan dirinya terbuka untuk islah, yang disampaikan usai menghadiri silaturahim PBNU sesi kedua di Pesantren Tebuireng, Kabupaten Jombang, Jawa Timur.

“Saya sangat berterima kasih bahwa beliau-beliau berkenan untuk memanggil saya. Saya sangat terharu bahwa para sesepuh kita masih begitu peduli kepada jam’iyah Nahdlatul Ulama ini,” katanya dalam keterangan yang diterima, Minggu 7 Desember 2025.

Dalam forum tersebut, Gus Yahya mengakui mendapat kesempatan untuk menjelaskan secara lengkap berbagai persoalan organisasi yang selama ini ditujukan kepadanya.

BACA JUGA:PDIP Dukung Status Banjir Sumatera Ditingkatkan Jadi Bencana Nasional

BACA JUGA:SAH ungkap Banjir Sumatera Mengajarkan Pentingnya Program Ketahanan Pangan Prabowo Subianto

Menurutnya, seluruh kebutuhan klarifikasi yang sebelumnya disampaikan melalui utusan Rais Aam telah ia jawab secara tuntas. Penjelasan tersebut juga turut dilengkapinya dengan dokumen dari Bendahara Umum PBNU Sumantri Suwarno serta Sekjen Amin Said Husni.

“Semuanya telah saya jawab dengan tuntas, dilengkapi dengan penjelasan-penjelasan dari saudara Sumantri sebagai pemegang buku keuangan BPNU serta penjelasan-penjelasan dari Pak Amin Said Husni,” jelasnya.

Dirinya juga menitipkan pesan khusus kepada para kiai terkait masa depan tatanan organisasi NU.

Ia menegaskan bahwa dirinya dan jajaran PBNU sejak awal berkhidmah dengan niat tulus, sehingga penting menjaga struktur yang telah diwariskan para pendiri.

“Mohon dipertimbangkan tentang masa depan tatanan organisasi Nahdlatul Ulama ini upaya tatanan ini tidak runtuh di tengah jalan,” kata dia.

BACA JUGA:​Banjir Rob Lumpuhkan Akses Utama dan Jalur Pelabuhan Roro Kuala Tungkal

BACA JUGA:Festival Budaya Kerinci 2025 Resmi Ditutup, Penguatan Pariwisata Jadi Fokus Utama

Ia pun mengingatkan bahwa sejak awal NU didirikan dengan aturan dan struktur yang ketat. Bahkan Rais Akbar Hadratussyekh K.H. Hasyim Asy’ari, juga tetap dibatasi wewenangnya oleh anggaran dasar.

“Maka mari kita berpikir tetap dengan betul agar tatanan ini tidak diruntuhkan dan membawa jam’iyah ini mundur 100 tahun,” kata dia.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan