Produksi Batu Bara di Jambi Turun 80 Persen
DITARIK: Tampak tongkang batu bara sedang ditarik kapal khusus di Sungai Batanghari.-FOTO: Rizal Zebua-
JAMBI – Volume ekspor batu bara di Provinsi Jambi pada triwulan ke tiga tahun 2024 menurun drastis.
Agus Sudibyo, Kepala Badan Pusat Statistik (BPS), volume ekspor batu bara di Provinsi Jambi sekitar 298 ribu ton.
Jumlah ini, jauh menurun dibanding dengan triwulan ke dua tahun 2024, yang mencapai 1,53 juta ton.
“Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) dari sektor pertambangan secara year on year di angka -3,50. Di Jambi, pertambangan batu bara kita mengalami penurunan, dalam beberapa bulan terakhir ini. Volume ekspor batu bara triwulan ke tiga ini hanya 298 ribu ton, atau menurun 80 persen dari triwulan sebelumnya,” katanya.
BACA JUGA:Hidup di Rumah Tak Layak Huni
BACA JUGA:Presiden Prabowo melantik wakil dan anggota Dewan Ekonomi Nasional
Sementara itu, Plh Sekda Provinsi Jambi, Johansyah mengatakan, pengangkutan batu bara di Provinsi Jambi mengacu pada Instruksi Gubernur (Ingub) yang telah disepakati bersama Forkompinda pada awal tahun lalu.
“Memang untuk jalur darat, jalur batu bara ini tidak kita buka. Kita optimalkan jalur batu bara melalui sungai. Ini adalah amanat Ingub yang sudah kita sepakati bersama,” kata pria, yang juga menjabat Wakil Ketua Tim Satgas Wasgakkum Provinsi Jambi.
Namun, lanjut Johansyah, ketika jalur sungai dioptimalkan, dari Januari hingga Desember 2024 mendatang, hanya 8 bulan saja yang bisa dioptimalkan.
Sementara mulai dari bulan September lalu, debit air sungai Batanghari mulai turun, yang menghambat distribusi batu bara.
“Ada empat bulan penurunan debit air. Maka itu menjadi hambatan kita. Berdasarkan data dari BMKG, curah hujan tertinggi itu baru dimulai pertengahan November ini. Sisa 1,5 bulan menjelang akhir tahun, debit air bisa meningkat, dan distribusi batu bara melalui sungai juga Kembali normal,” katanya.
Untuk jalur khusus, yang dibangun oleh tiga perusahaan, sebanyak tiga segmen, baru satu segmen yang kemungkinan besar bisa beroperasi dalam waktu dekat.
Johansyah mengatakan, jalan khusus batu bara dari Mandiangin menuju Tenam, yang dibangun oleh PT Inti Tirta, kemungkinan besar awal Desember nanti bisa digunakan, jalur sepanjang 106 kilometer ini, disebutkannya bisa membantu optimalisasi produksi batu bara.
“Dengan dimanfaatkannya jalur sungai, sekaligus satu segmen jalur khusus batu bara ini nanti, diharapkan produksi lebih tinggi,” katanya.
Johansyah mengakui, produksi batu bara di Provinsi Jambi, tidak mencapai target yang diberikan oleh pemerintah pusat. Sebelumnya, dari target 38 juta ton produksi, yang terealisasi hanya 19 juta ton, atau 50 persen.
“Dengan dua skema itu nanti, kita berharap produksi meningkat. Imbasnya juga pada pertumbuhan ekonomi di Provinsi Jambi,” katanya.