Tapal Batas Masih Jadi Persoalan
Tapal Batas Masih Jadi Persoalan --
MUARABUNGO - Dikenal dengan sebutan "Jalur Gaza," perbatasan antara Kabupaten Bungo, Jambi dan Sungai Rumbai, Dharmasraya, Sumatera Barat, menghadapi tantangan yang belum terselesaikan.
Seiring berjalannya waktu, belum ada eksekusi atau kepastian dari pemerintah daerah terkait pemasangan atau pembangunan patok tapal batas yang telah disepakati oleh kedua wilayah ini.
Kondisi ini memunculkan keprihatinan dari masyarakat setempat.
Salah satu warga, Rafi M Nur dan Datuk Rio Sirih Sekapur, yang mengungkapkan kebingungan mereka terkait perkembangan tapal batas di wilayah ini.
BACA JUGA:Besok Pj Walikota Jambi, Sri Purwaningsih Mulai Tempati Rumah Dinas Walikota Jambi
"Sampai saat ini, kami ingin bertanya pada Pemprov Jambi dan Sumatera Barat, bagaimana kelanjutan tentang tapal batas? Pemasangan tugu patok tapal batas belum terlaksana. Kami yang berada di wilayah antara dua tugu selamat datang menghadapi kesulitan dalam mengurus sertifikat tanah di provinsi Jambi,” bebernya.
“Sementara pengurusan izin ke Sumatera Barat jauh lebih mudah. Ini merupakan hal yang sangat kami sayangkan pada pemerintah daerah kami," jelasnya.
Sementara Defrita Datuk Rio Sirih Sekapur juga mengekspresikan harapannya terkait pemilu 2024 mendatang.
"Kami berharap pada pemilu 2024, usulan kami untuk pemasangan lampu penerangan jalan dari Rantau Ikil hingga perbatasan dapat direalisasikan. Sepanjang jalan lintas Sumatera dari Rantau Ikil ke perbatasan Sungai Rumbai sangat rawan terhadap kejahatan dan kecelakaan. Pemasangan lampu jalan dapat mengurangi angka kriminalitas dan kecelakaan,” jelasnya.
BACA JUGA:HARUS KRITIS: Saatnya Kita Tolak Hasil Survei
“Meskipun kami telah mengusulkan pemasangan lampu penerangan jalan kepada Gubernur Jambi, hingga saat ini, permohonan tersebut belum terealisasi," ujar Defrita Rio Sirih Sekapur.
Permasalahan tapal batas dan penerangan jalan ini menjadi isu penting di wilayah Jalur Gaza. Masyarakat berharap agar pemerintah provinsi Jambi dan Sumatera Barat dapat segera mengatasi ketidakpastian ini untuk meningkatkan kualitas hidup dan keselamatan warga di wilayah perbatasan ini.
Diharapkan, langkah-langkah konkrit akan segera diambil guna menyelesaikan permasalahan tersebut. (Mai/zen)