Golkar Jambi Terus Bergejolak
PARPOL : Pengurus partai Golkar Provinsi Jambi saat berfoto bersama di depan KPU Provinsi Jambi.--
JAMBI - Partai Golkar Jambi sepertinya tidak dalam kondisi baik baik saja. Kabarnya di internal partai berlambang beringin rindang itu tengah terjadi pergolakan. Sejumlah pengurus tidak sejalan dengan Ketua DPD I H Cek Endra. Bahkan kabarnya kini terdapat sejumlah faksi di kandang beringin rindang.
Indikasi adanya pergolakan di internal Golkar Jambi ini terlihat dari banyaknya protes terhadap beredarnya nama nama bakal calon kepala daerah (cakada) yang akan diusung Golkar di Pilkada serentak 2024 nanti.
Nama-nama itu beredar dalam surat dari DPP Golkar bernomor Sund-308/Golkar/XI/2023 tanggal 16 November 2023, ditandatangani oleh Wakil Ketua Umum DPP Golkar, Ahmad Doli Kurnia Tandjung dan Sekjen DPP Golkar, Lodewijk F Paulus.
Dalam surat tersebut, Ketua DPD I Partai Golkar Provinsi Jambi H Cek Endra (CE) masuk daftar sebagai calon gubernur. Menariknya, selain CE, juga ada nama Zumi Zola. Seperti diketahui, Zumi Zola merupakan mantan Gubernur Jambi periode 2014-2019 lalu.
BACA JUGA:Angkatan Kerja di dominasi Lulusan SD, SAH Perjuangkan Program Pelatihan Kompetensi Pekerja
Dia terjerat kasus suap pengeshaan RAPBD Provinsi Jambi 2017-2018. Dia divonis 6 yahin penjara dan dicabut hak politiknya selama 5 tahun. Zola sendiri mendapat pembebasan bersyarat pada September 2022 lalu. Ini artinya dia belum bisa menggunakan hak politiknya di Pilkada 2024 nanti.
Kemudian, nama nama bakal cakada Golkar yang akan di kabupaten kota antara lain, Batanghari: Yunninta Asmara, Kerinci: Boy Edward, Merangin: Herman Efendi, dan Muaro Jambi: Ivan Wirata. Selanjutnya, Sarolangun: Tantowi Jauhari, Tanjung Jabung Barat: Ahmad Jahfar, Tanjung Jabung Timur: Ainur Farik, Tebo: Khalis Mustiko, Kota Jambi: Budi Setiawan, dan Sungai Penuh: Fikar Azami.
Mengetahui daftar nama nama beredar, sejumlah pengurus dan elit Golkar bereaksi. Mereka mempertanyakan mekanisme pengusulan nama nama tersebut. Sebab belum ada tahapan penjaringan yang dilakukan di tiap daerah.
BACA JUGA:Sepakat Tidak Lakukan Supervisi pada Kasus SYL
Menanggapi sorotan sejumlah pengurus dan elit Golkar itu, Ketua DPD I Golkar Provinsi Jambi, Cek Endra memberikan penjelasan. Dia menerangkan, bahwa yang beredar itu merupakan surat undangan dari DPP Partai Golkar untuk internal Golkar karena DPP melihat ada beberapa kader internal yang berpotensi ikut kontestasi Pilkada.
‘’Sebagai Kader, karena itu undangan DPP, kami hadir dengan para kader Golkar lain dari seluruh Indonesia,’’ ujarnya, Minggu (19/11/2023).
CE menegaskan bahwa dirinya juga tahu aturan yang ada di Partai Golkar. ‘’Belum ada tahapan pendaftran para Cakada, ini sifatnya briefing para kader potensial untk lebih fokus pada Pemenangan Golkar di Pilcaleg 2024, makanya hampir semua Ketua DPD Provinsi, kabupaten dan kota diundang oleh DPP,’’ ungkapnya.
Jika tahapan Pilkada sudah dimulai, CE menegaskan tentu Golkar akan membuka pendaftaran secara resmi dan menjalankan mekanisme yang ada. ‘’Nanti pada saatnya, kalau sudah masuk tahapan Pilkada, pasti Golkar akan buka pendaftaran secara resmi dan umum, melalui mekanisme dan aturan yang ada di Golkar,’’ pungkasnya.
BACA JUGA:Dua Pesawat Super Tucano dalam Kondisi Siap Terbang
Kritikan pedas juga disampaikan Amri, Wakil Bendahara DPD I Golkar Provinsi Jambi. Dia menilai pengusulan nama-nama itu merupakan pelanggaran serius karena tanpa melalui mekanisme partai.
‘’Pengusulan ini merupakan pelanggaran serius. Sebab ini bukan kali pertama, sudah berulang kali. Ini klimaksnya, pengusulan dilakukan tanpa penjaringan, tanpa ada pendaftaran, ini langsung ditunjuk," kata Wakil Bendahara DPD I Golkar, Amri.
Makanya, mantan sekretaris AMPG Provinsi Jambi itu mengatakan, harus ada tindakan tegas dari DPP Golkar soal ini. "Sebab Golkar ini milik kader dan konstituen, bukan milik ketua saja. Kita minta DPP serius menyikapi ini," ungkapnya.
‘’Jangan sampai, nama calon kepala daerah yang diusulkan hanya berdasarkan keputusan satu dua orang saja. Apakah nama ini sudah dibicarakan dan tidak melalui mekanisme. Sebab kita konfirmasi tadi ada salah satu nama calon yang ada di daftar itu mengaku tidak tahu tiba-tiba diusulkan," sebutnya. (muz)