Pernah mengalami kegagalan atas suatu capaian yang sedang diusahakan, mungkin akan membuat kecewa dan semangat turun.
Kecewa sudah pasti. Namun, bagi Leysa Reinina Adinda, mimpi-mimpi tetap harus diraih.
Dirinya yang pernah gagal pada tahap tes kedua seleksi Polwan, tak patah semangat untuk melanjutkan mimpinya.
Setelah mengalami kegagalan pada seleksi Polwan, perempuan kelahiran 2004 ini justru bangkit untuk membangun bisnisnya.
Kini, pemilik usaha ‘The Sister Boutique’ ini sudah meraup hingga puluhan juta pada bulan pertama merintis bisnis.
“Di bulan pertama kita sebenernya tidak terlalu berekspektasi terlalu tinggi. Karena The Sister Boutique bener-bener dibangun dari 0. Followers sosmed pun 0. Dan siapa sangka di bulan pertama buka omset The Sister Boutique mencapai Rp 70 juta (omset pertama kamI, red) online & offline,” bebernya.
Kini, usaha fashionnya itu telah memasuki bulan ketiga. Leysa pun mengaku belum pernah bekerjasama dengan influencer ataupun konten creator untuk mempromosikan bisnisnya.
Namun, lanjut dia, dengan rajin membuat konten pada akun media soisial The Sister Boutique, bahkan sudah balik modal 70 persen.
“Alhamdulillah di bulan ketiga ini modal awal kami membangun usaha ini sudah hampir 70 persen balik, di mana biasanya bisnis awal BEPnya minimal 6-12 bulan,” katanya.
Namun tentu saja di tengah menjamurnya kompetitor, pihaknya harus selalu inovatif.
“Tentunya tantangan di dunia fashion ini banyak sekali, terutama banyaknya kompetitor bisnis yang sama. Untuk itu kami selalu mengedepankan kemauan dari “market” butik kami, dengan selalu mengupdate barang baru minimal seminggu sekali dengan kualitas terbaik dan model yang paling up to date,” ujarnya.
Di usianya yang masih 19 tahun ini, ia mengaku sudah memiliki tabungan dan kendaraan sendiri dari usaha yang dirintis.
“Alhamdulillah pencapaian di umur segini udah punya tabungan. Udah punya mobil, insya Allah beli rumah, dan bisa beli apa yang dimau pakai uang sendiri,” katanya bersyukur.
Berada di titik ini, menurut Leysa tak terlepas dari dukungan dari kedua orangtua dan juga keluarganya. Selain itu, ia juga kerap belajar dari role model atau panutannya utnuk berbisnis.
Dari usahanya ini, Leysa pun bisa merekrut karyawan. Kini, sudah ada dua orang karyawan aktif yang bekerja di The Sister Boutique.
Ternyata, hobinya di dunia bisnis ini sudah ada sejak di bangku sekolah.
“Awal mula buka bisnis ini berawal dari dulu waktu sekolah SMP sudah suka jualan online di kampung. Terus tamat sekolah ikut tes Polwan, dari sejak itu mantapin hati buat les, latihan dan lain sebagainya. Tapi qodarullah gagal di tahap tes kedua. Sempat sedih karena ngerasa gagal dan ngerasa ngecewain orang tua. Sempet kepikiran mau coba kuliah sambil nunggu ada jadwal test Polwan lagi, tapi setelah minta pendapat dengan orangtua dan keluarga akhirnya memutuskan untuk mencoba peruntungan lagi di bisnis. Tapi kali ini mau coba ofline yang ada tokonya sendiri. Setelah pemikiran yang panjang, akhirnya kami memutuskan untuk membuka The Sister Boutique. Kenapa namanya the sister? Ya karena bisnis ini kita jalan berdua (kaka adek, red),” ceritanya. (tav/enn)