Jokowi Ungkap Pekerjaan Paling Berat Selama 10 Tahun Jabat Presiden

Selasa 24 Sep 2024 - 16:04 WIB
Reporter : Antara
Editor : Rizal Zebua

Jakarta - Kurang dari sebulan Presiden Joko Widodo akan lengser. Selama 10 tahun pemerintahannya, Jokowi mengaku banyak tugas berat yang diemban.

Salah satunya, meminta perusahaan-perusahaan pertambangan untuk melaksanakan pembangunan fasilitas pengolahan dan pemurnian (smelter).

Hal tersebut disampaikan Presiden Jokowi dalam peresmian produksi perdana katoda tembaga dari fasilitas pengolahan dan pemurnian (smelter) di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) JIIPE, Gresik, Jatim.

“Pekerjaan sangat berat. saya ingat sampai 2017, kita bernegosiasi. Saya dengan Pak Richard (Richard Adkerson-Mantan CEO Freeport McMoran) sepakat membangun smelter di Gresik ini," ungkap Jokowi dikutip Selasa, 24 September 2024.


BACA JUGA:Meneri PUPR Jajaki Opsi Pembiayaan Infrastrutur Untuk Pemerintahan Baru di Indonesia

BACA JUGA:5 Tips Agar Cicak Tak Bersarang di Dapur


Rencana pembangunan smelter itu pun tak langsung disepakati. Harus melalui negosiasi-negosiasi yang alot.

Jokowi menilainya sebagai hal yang wajar. Sebab, kucuran investasi di sektor smelter ini sangat besar yakni mencapai Rp 56 triliun.

"Bukan uang kecil. Perusahaan. Perusahaan harus mengkalkulasi perusahaan harus menghitung apa keuntungan bangun smelter ini," terang Jokowi.

Sebagaimana diketahui, smelter konsentrat tembaga dan emas milik PT Freeport Indonesia merupakan smelter dengan single line terbesar di dunia.

Smelter tersebut punya kapasitas pemurnian hingga 1,7 juta ton konsentrat tembaga per tahun. Ditambah dengan smelter pertama yang sudah beroperasi yaitu PT Smelting.

Keduanya akan memurnikan 3 juta ton konsentrat tembaga per tahun dengan produksi sekitar 1 juta ton katoda tembaga, 50 ton emas, dan 220 ton perak per tahun.

Nilai investasi untuk smelter tembaga PT Freeport Indonesia itu tembus Rp 58 triliun. Jokowi menegaskan pembangunan smelter memang bertujuan untuk mendorong hilirisasi industri di Indonesia.

Ya, proses negosiasi pembangunan smelter tersebut tidak mudah. Namun, setelah melalui perjalanan panjang, proyek smelter yang berdiri di atas lahan seluas lebih dari 100 hektare ini akhirnya rampung dan siap beroperasi.

"Dan setelah 30 bulan alhamdulillah bisa kita resmikan,” ujar Jokowi. Keberadaan smelter itu diyakini bisa menggenjot penerimaan negara hingga Rp 80 triliun.

Tentu, kata Jokowi, angka tersebut sangat signifikan dibandingkan jika Indonesia hanya mengekspor bahan mentah.

“Baik berupa dividen, royalti, PPh badan, PPh karyawan, pajak untuk daerah, bea keluar, pajak ekspor semuanya kira-kira angkanya seperti itu. Ini angka yang sangat besar sekali,” ungkapnya.

Menurut Jokowi, keberadaan smelter itu merupakan bagian dari upaya Indonesia untuk mengolah sumber daya alamnya sendiri dan mengurangi ekspor bahan mentah.

Dengan smelter ini, PT Freeport Indonesia mampu memurnikan 1,7 juta ton konsentrat tembaga dari Papua. “Jumlah yang tidak kecil,” ucapnya.


BACA JUGA:Bosan dengan Teman Lokal? 5 Aplikasi Dating Ini Bantu Temukan Teman atau Pasangan Asing!


Selain itu, smelter ini juga diharapkan dapat memberikan dampak besar pada sektor UMKM di tanah air.

Jokowi juga menambahkan bahwa smelter ini akan mendorong pertumbuhan industri turunan tembaga di sekitar wilayah Gresik.(*)

Kategori :