JAMBI – Runtuhnya tembok pagar SMKN 1 Kota Jambi, menjadi sorotan. Mengingat, insiden ini memakan 3 korban jiwa.
Untuk itu, Wakil Ketua DPRD Provinsi Jambi, Ivan Wirata mengaku, telah meminta pemanggilan terhadap SMKN 1 Kota Jambi.
Pemanggilan ini kata dia, terkait pengaduan Camat dan RT setempat, terkait dugaan kelalaian.
Bahkan, jika memang nanti terbukti adanya kelalaian, maka ada risiko sanksi evaluasi terhadap principal sekolah tersebut.
"Ini bencana. Menurut saya, kejadian seperti ini tidak boleh terulang lagi," ujar saat berada di lokasi beberapa waktu lalu.
BACA JUGA:Gara-gara Tak Kuat Menanjak, Truk Hino Hantam Pengendara Motor
BACA JUGA:Keberangkatan Kapal Sesuai Kondisi Air Laut
Lebih lanjut Ivan mengatakan, dirinya telah menyampaikan kepada Pjs Gubernur Jambi, Sudirman, jika sekolah terbukti bersalah maka pihaknya harus segera mengambil tindakan.
"Iya, Kepala SMK perlu dievaluasi. Jadi saya tanya apakah perlu dievaluasi, jika harus, ya perlu dievaluasi," jelasnya.
Ia juga mengingatkan, agar seluruh sekolah yang temboknya sudah tua atau bobrok harus segera diperbaiki.
Sedangkan tembok SMKN 1 dibangun dengan menggunakan dana Bantuan Tanggap Darurat (BTT).
"Kami sudah koordinasi dengan Pjs Sudirman. Kami akan perbaiki temboknya," jelasnya.
Sementara itu, Suherri ketua RT 25, Kelurahan Simpang 4 Siping, Kecamatan Telanaipura, Kota Jambi mengungkapkan, kejadian tersebut menyebabkan 3 orang meninggal dunia, 1 orang luka-luka dan patah tulang. Total korban adalah 4 orang.
Ia mencontohkan, tembok tua milik SMK Negeri 1 Kota Jambi, panjang sekitar 20 meter, terbuat dari bata merah dan tinggi sekitar 3 meter, itu sudah lama terlihat bengkok.
“Tiga orang tewas, dua anak-anak dan satu remaja. Ketiga orang tersebut tertimpa pagar dan terendam air banjir,” kata Suheri yang mengunjungi lokasi.
Korbannya adalah kakak adik, berusia 5 dan 7 tahun, serta seorang remaja laki-laki berusia 16 tahun yang sedang melewati lokasi kejadian dengan sepeda motornya bertabrakan dengan tembok dan meninggal.
Hal ini terjadi, saat warga mengalami kesulitan saat melakukan evakuasi karena tembok pagar panjang yang roboh.
Butuh beberapa waktu bagi ketiga korban untuk dievakuasi dengan aman, dan diangkut ke rumah sakit setempat.
Ketua Rt melanjutkan, jauh sebelum kejadian, dia sudah beberapa kali melaporkan ke pihak sekolah tentang kondisi pagar yang tentunya memprihatinkan.
Namun sayangnya tidak ada tanggapan lebih lanjut.
“Kami sudah beberapa kali mengajukan pengaduan terhadap pihak sekolah, baik kepala sekolah baru maupun lama, namun belum ada tindak lanjut dari mereka,” ujarnya.
“Bahkan pihak sekolah mengaku tidak punya anggaran atau uang untuk perbaikan, seolah-olah lalai,” ujarnya menyesal.
Kejadian ini membawa kekecewaan besar bagi pihaknya terhadap pihak sekolah dan mengakibatkan beberapa korban jiwa. Rumah warga pun ikut rusak dalam kejadian ini.
“Ada tembok di belakangmu dengan kondisi yang sama, dan itu berbahaya. Jika kamu tidak hati-hati, kamu bisa berakhir seperti ini,” jelasnya. (mg06/zen)