Perbaikan Tiang Jembatan Belum Rampung Air Surut Jadi Kendala Pengangkutan Material

Selasa 08 Oct 2024 - 20:24 WIB
Reporter : Jennifer Agustia
Editor : Jennifer Agustia

JAMBI – Insiden tiang jembatan Batanghari I dan Jembatan Tembesi oleh kapal tongkang batu bara, hingga saat ini masih meninggalkan persoalan. Perbaikan yang dilakukan perusahaan yang bertanggung jawab atas insiden itu, hingga kini belum tuntas.

Anggota DPRD Provinsi Jambi, Ivan Wirata, mengungkapkan keprihatinan mengenai lambatnya perbaikan tiang fender Jembatan Batanghari 1, yang rusak akibat ditabrak itu.  Dia mengatakan, hingga kini, salah satu titik masih belum diperbaiki.

Ivan menjelaskan bahwa dirinya terus memantau perkembangan perbaikan jembatan, baik di Batanghari I maupun di Tembesi. Dia mengatakan akan turun langsung ke lapangan untuk memastikan proses perbaikan berjalan lancar.


BACA JUGA:Lima wakil Indonesia berlaga pada hari pertama Artic Open

BACA JUGA:PUPR Usulkan Perbaikan Jalur Dua Tahun 2025


“Kami selalu mengikuti laporan mengenai jembatan ini dan berharap proses hukum di Polsek dapat segera diselesaikan,” ujarnya.

Ivan juga menegaskan pentingnya perusahaan terkait untuk segera mengganti rugi dan memenuhi janji mereka.

“Kami akan mengejar tanggung jawab perusahaan dalam perbaikan ini,” tambahnya.

Terkait Jembatan Tembesi di Batanghari yang dilaporkan mencapai 95 persen penyelesaian, Ivan menyatakan akan segera melakukan kunjungan untuk memastikan kondisi sebenarnya.

“Jika benar selesai, kami akan mengucapkan terima kasih,” ungkapnya.

Ia juga melaporkan bahwa dari tiga perusahaan batu bara yang terlibat, hanya dua yang telah melakukan perbaikan, sedangkan PT Seruway Multi Sentosa belum memenuhi tanggung jawabnya.

“Perusahaan yang sudah melakukan perbaikan mencapai 50 persen,” katanya.

Kepala Bidang Perhubungan Laut, SDP, dan Udara Dishub Provinsi Jambi, Bambang Budiharjo, menjelaskan bahwa perbaikan jembatan sedang berjalan.

“Jembatan di Muara Tembesi sudah mencapai lebih dari 90 persen, tinggal sedikit lagi,” katanya.

Namun, untuk Jembatan Aur Duri 1, ia menjelaskan bahwa kendala utama adalah pengangkutan material yang terhambat akibat kondisi air yang surut. Material yang dibutuhkan harus diangkut menggunakan tongkang dari luar daerah, sehingga memerlukan waktu.

“Pihak perusahaan siap melakukan perbaikan, tetapi terkendala pengiriman material,” ujarnya.

Dengan target awal rampung pada akhir tahun, Bambang menyatakan bahwa realisasi tersebut cukup berat, terutama untuk perbaikan tiang fender.

“Kami berharap semua perbaikan ini ditanggung oleh perusahaan tanpa membebani APBD Provinsi Jambi,” pungkasnya. (Enn)



Kategori :