Alwi sendiri meninggal dunia di
Jakarta Sabtu pagi lalu. Sudah agak lama ia punya rumah di Jakarta.
Ketika Pak JK menjabat wakil presiden Alwi pun melekat di istana. Ia sibuk luar biasa. Saya kian jarang bertemu dengannya.
Lima tahun lalu Alwi Hamu terkena stroke. Keluar masuk rumah sakit. Beberapa kali saya menjenguknya. Sejak masih bisa berjalan, sampai ia sudah harus di kursi roda, pun ketika ia hanya tidur di pembaringan, bahkan saat ia sudah tidak kenal lagi siapa pun yang menjenguknya.
Hamu yang jadi nama belakang namanya adalah singkatan dari nama ayahnya: Haji Muhammad. Dari ayahnya itu Alwi pandai berbisnis. Pandai lobi. Pandai meyakinkan orang. Pekerja keras.
Ia punya kelebihan yang saya tidak punya: pandai menyanyi, main gita dan membuat humor.
Rangkaian tiga serangkai itu kini lepas satu. Mereka bisa jadi teladan: kekompakan yang sampai dibawa mati.