JAMBI, JAMBIKORAN.COM - Fakultas Pertanian Universitas Jambi (UNJA) menggandeng Universitas Sebelas Maret dan Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) dalam penyelenggaraan workshop inovatif bertajuk pembuatan sabun padat transparan dari limbah kelapa sawit.
Kegiatan ini berlangsung di Laboratorium Dasar Program Studi Agrobisnis UNJA dan diikuti oleh 60 mahasiswa.
Workshop ini merupakan bagian dari upaya pemberdayaan mahasiswa melalui inovasi berbasis limbah pertanian, khususnya kelapa sawit—komoditas unggulan Provinsi Jambi.
Kegiatan dibuka oleh Dekan Fakultas Pertanian UNJA, Dr. Forst. Bambang Irawan, S.P., M.Sc., IPU, dan dipandu oleh Ketua Penyelenggara, Dr. Nuning Setyowati, S.P., M.Sc. Narasumber utama kegiatan ini adalah Dr. apt. Uce Lestari, S.Farm, M.Farm., seorang peneliti dan praktisi di bidang farmasi dan kosmetik.
BACA JUGA:Hari Lahir Adat Melayu Jambi ke 747, Al Haris Sebut Pertanda Mulainya Islam di Jambi
BACA JUGA:Alasan Birthstone Begitu Personal dan Bermakna
Dalam sambutannya, Dr. Nuning menekankan pentingnya pemanfaatan limbah sawit menjadi produk bernilai ekonomis dan inovatif.
“Dengan potensi kelapa sawit yang besar di Jambi, kita punya peluang besar untuk mengolah limbahnya menjadi produk unggulan daerah yang bisa mendorong wirausaha mahasiswa,” jelasnya.
Sementara itu, Dr. Uce Lestari memaparkan hasil penelitiannya sejak 2016 hingga 2021 mengenai pemanfaatan cangkang kelapa sawit berkualitas rendah.
Salah satu inovasi unggulannya adalah sabun padat transparan berbasis arang aktif dari cangkang sawit, yang ia demonstrasikan langsung dalam sesi pelatihan.
BACA JUGA:Suplemen yang Bisa Membantu Tidur Lebih Nyenyak
BACA JUGA:Pemilihan Ketum KONI Jambi Periode 2025-20209, Al Haris Pastikan akan Netral
Menurutnya, limbah cangkang sawit yang tidak termanfaatkan masih banyak ditemukan menumpuk di sekitar pabrik. Meski sebagian digunakan sebagai pengeras jalan, jumlah limbah terus bertambah seiring produksi, sehingga perlu solusi berkelanjutan.
“Cangkang sawit ini bisa diolah menjadi arang aktif dan digunakan dalam produk kosmetik seperti sabun. Ini adalah langkah konkret mengurangi limbah dan meningkatkan nilai ekonomisnya,” ungkap Dr. Uce.
Ia juga mengajak mahasiswa untuk lebih kreatif dalam mengolah limbah sawit lain, seperti bunga, pelepah, lidi, tandan kosong, hingga minyak mentah, menjadi produk yang bernilai jual tinggi.
“Semoga ilmu dan pelatihan ini bisa menjadi bekal awal untuk membangun wirausaha mandiri berbasis limbah kelapa sawit,” tutupnya. (*)