BMKG Sebut Hujan Es di Tanjab Barat Dipicu Akibat Faktor Alam dan Operasi Modifikasi Cuaca

Rabu 13 Aug 2025 - 10:22 WIB
Reporter : Finarman
Editor : Finarman

JAMBI, JAMBIKORAN.COM - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengonfirmasi bahwa fenomena hujan es yang terjadi di Kabupaten Tanjung Jabung Barat, Jambi, pada Selasa 12 Agustus 2025, merupakan akibat dari kondisi alamiah serta pengaruh operasi modifikasi cuaca (OMC) yang tengah berlangsung di wilayah tersebut.

Kepala BMKG Stasiun Meteorologi Kelas I Sulthan Thaha Jambi, Ibnu Sulistyono, menjelaskan bahwa hujan es tersebut muncul akibat aktivitas konvektif yang cukup intens.

“Fenomena ini biasanya disertai hujan deras berdurasi singkat, petir, dan angin kencang. Dalam kondisi tertentu, butiran air bisa membeku menjadi es sebelum mencapai permukaan,” ujarnya dalam keterangan tertulis.

Ia juga menambahkan bahwa tingkat pertumbuhan awan hujan di wilayah tersebut tergolong sedang hingga tinggi, sehingga berpotensi menimbulkan hujan ekstrem.

BACA JUGA:Angin Puting Beliung Terjang Tanjabbar, 39 Rumah Rusak

BACA JUGA:Nadiyah: Kepengurusan Baru Dekranasda Kota Jambi Siap Perkuat Ekonomi Kreatif dan UMKM

Sementara itu, Prakirawan Cuaca BMKG, Nabilatul Fikroh, mengungkapkan bahwa peristiwa ini tidak semata-mata disebabkan oleh alam, tetapi juga terkait dengan pelaksanaan OMC.

Pada hari yang sama, modifikasi cuaca dilakukan di tiga kabupaten di Provinsi Jambi, yakni Muaro Jambi, Tanjung Jabung Timur, dan Tanjung Jabung Barat.

“Turunnya hujan es di kawasan pesisir seperti Tanjabbar memungkinkan terjadi, apalagi daerah ini pernah mengalami kejadian serupa pada 2014. Kali ini juga ada penyemaian awan yang dilakukan di area tersebut,” jelas Nabilatul.

Seorang warga Kelurahan Tungkal Satu, Kecamatan Tungkal Ilir, Hengki Kurniawan, menjadi saksi langsung kejadian tersebut.

BACA JUGA:Kemnaker Siapkan 59 BLK Pusat dan Daerah untuk Sekolah Rakyat

BACA JUGA:Menkop: KDMP Motor Penggerak Ketahanan Pangan dan Kemajuan Desa

Menurutnya, hujan deras disertai angin kencang turun sekitar pukul 15.50 WIB dan berlangsung kurang lebih selama 20 menit.

“Saat berteduh, saya melihat ada butiran putih kecil menggumpal jatuh ke tanah. Ketika saya pegang, terasa dingin seperti es,” kata Hengki menggambarkan kejadian yang ia alami.

BMKG mengimbau masyarakat untuk tetap waspada terhadap potensi cuaca ekstrem yang bisa terjadi sewaktu-waktu, terutama di musim pancaroba atau saat OMC sedang berlangsung. (*)

Kategori :