JAMBIKORAN.COM - Keputihan merupakan kondisi alami yang dialami oleh hampir semua wanita.
Umumnya, cairan ini berwarna putih atau bening, dan berfungsi menjaga kebersihan serta keseimbangan ekosistem di area vagina. Namun, bagaimana jika keputihan berubah warna menjadi cokelat?
Apakah kondisi ini masih dianggap normal atau justru mengindikasikan gangguan kesehatan tertentu?
Munculnya cairan keputihan berwarna cokelat sering kali bukan sesuatu yang perlu dikhawatirkan, terutama jika terjadi menjelang atau setelah menstruasi.
BACA JUGA: Atasi Kelebihan Kapasitas, Lapas Kelas IIA Jambi akan Dibangun Lebih Modern di Kabupaten Muarojambi
BACA JUGA:133 Pendaki Kibarkan Merah Putih di Puncak Gunung Kerinci pada HUT ke-80 RI
Warna cokelat ini umumnya berasal dari darah yang sudah teroksidasi karena lambatnya proses pengeluaran dari rahim.
Pada awal atau akhir siklus haid, aliran darah bisa sangat ringan, sehingga darah yang tertahan di dalam rahim mengalami perubahan warna sebelum akhirnya keluar. Hal inilah yang menyebabkan keputihan tampak kecokelatan.
Selain itu, bercak cokelat di antara siklus menstruasi juga bisa muncul karena darah bercampur dengan lendir keputihan, menghasilkan cairan yang lebih pekat dan berwarna gelap.
BACA JUGA:Meriah! Sebanyak 119 Kelompok Meriahkan Pawai Pembangunan HUT RI ke-80 di Jambi
BACA JUGA:Penurunan Bendera HUT RI ke-80 di Batang Hari Berlangsung Khidmat dan Penuh Kebanggaan
Namun demikian, jika keputihan cokelat muncul di luar siklus menstruasi atau disertai dengan gejala lain, sebaiknya tetap konsultasikan ke dokter untuk memastikan penyebabnya.
Tanda-Tanda Keputihan yang Tidak Normal
Meskipun sebagian besar kasus keputihan cokelat tergolong normal, tetap ada beberapa ciri yang perlu diwaspadai karena bisa menandakan adanya masalah kesehatan. Waspadai jika keputihan disertai:
• Volume yang jauh lebih banyak dari biasanya.