Kadar estrogen yang terlalu rendah dapat mengganggu kestabilan dinding rahim. Ketidakseimbangan ini bisa memicu bercak atau pendarahan ringan di luar waktu menstruasi. Beberapa pemicunya termasuk stres, gangguan tidur, depresi, atau kenaikan berat badan.
2. Penggunaan Kontrasepsi Hormonal
BACA JUGA:Cara Menjaga Mobil Matic
BACA JUGA:Lemon8: Aplikasi Penghasil Uang dari Rumah
Alat kontrasepsi seperti IUD atau implan dapat menyebabkan keputihan cokelat, terutama di masa awal pemakaian, karena tubuh masih menyesuaikan diri dengan perubahan hormonal.
3. Infeksi Menular Seksual (IMS)
Penyakit seperti gonore atau klamidia dapat menimbulkan cairan vagina berwarna cokelat, disertai bau tidak sedap, nyeri saat berhubungan intim, dan rasa perih saat buang air kecil.
4. Penyakit Radang Panggul (PID)
PID merupakan infeksi yang menyerang organ reproduksi wanita dan bisa menyebabkan keputihan abnormal. Gejala lainnya termasuk nyeri panggul, demam, dan rasa terbakar saat buang air kecil.
5. Sindrom Ovarium Polikistik (PCOS)
Wanita dengan PCOS biasanya mengalami gangguan hormonal yang menyebabkan menstruasi tidak teratur atau tidak datang sama sekali. Salah satu tandanya adalah munculnya keputihan cokelat sebagai pengganti darah haid.
6. Endometriosis
Kondisi ini terjadi ketika jaringan mirip endometrium tumbuh di luar rahim. Selain nyeri hebat saat haid, endometriosis juga bisa menyebabkan pendarahan internal yang keluar dalam bentuk keputihan cokelat.
7. Kanker Serviks
Walaupun jarang, keputihan cokelat juga bisa menjadi gejala awal kanker serviks, terutama jika disertai dengan pendarahan di luar siklus haid, nyeri saat berhubungan, penurunan berat badan yang drastis, atau kelelahan yang tidak biasa.
Segera temui tenaga medis jika keputihan berwarna cokelat berlangsung lebih dari beberapa hari, muncul di luar siklus haid tanpa sebab jelas, atau disertai gejala-gejala mencurigakan lainnya.