Tradisi Lempar Bunga di Pernikahan, Dari Inggris Abad ke-18 hingga Jadi Tren di Indonesia

Selasa 16 Sep 2025 - 21:23 WIB
Reporter : Rizal Zebua
Editor : Rizal Zebua

Pernahkah Anda melihat momen ketika seorang pengantin perempuan membelakangi tamu lalu melemparkan buket bunga ke udara?

Anda sudah tahu, itulah tradisi lempar bunga atau bouquet toss. Tradisi itu telah menjadi salah satu momen paling dinantikan dalam pesta pernikahan. Sorak-sorai, tawa, hingga tepuk tangan kerap mengiringi prosesi sederhana namun penuh makna tersebut.

Tradisi yang biasanya digelar setelah prosesi utama pernikahan usai itu selalu berhasil mencuri perhatian tamu, khususnya para lajang.

Baik di pesta sederhana maupun pernikahan mewah, lempar bunga dianggap sebagai penutup meriah sebelum acara berlanjut ke sesi dansa atau hiburan lainnya.

BACA JUGA:Paket Ekonomi 2025 Dorong Investasi dan Ciptakan Lapangan Kerja Baru

BACA JUGA:Kemenperin Manfaatkan Limbah Sawit jadi Bioetanol Pacu Transisi Energi

Makna dan Akar Sejarah Tradisi Lempar Buket

Meski kini populer di berbagai negara, termasuk Indonesia, tradisi lempar bunga sejatinya berasal dari Eropa.

Menurut laman Brides, kebiasaan itu sudah ada sejak tahun 1800-an di Inggris. Meski kemungkinan akarnya lebih tua.

Awalnya, tamu pernikahan di Eropa percaya bahwa menyentuh gaun pengantin bisa membawa keberuntungan.

Namun, tradisi itu sering menimbulkan kericuhan. Karena sebagian tamu bahkan berusaha merobek gaun pengantin untuk dibawa pulang sebagai jimat.

Seiring waktu, kebiasaan itu diganti dengan prosesi lempar buket bunga. Bunga dipilih karena dianggap melambangkan kesuburan, cinta, dan awal kehidupan baru.

Bagi tamu lajang yang berhasil menangkap buket tersebut, diyakini akan segera mendapatkan jodoh dan mengikuti jejak pengantin menuju pelaminan.

Kini, prosesi itu tak hanya populer di Eropa dan Amerika Serikat. Tetapi juga meluas ke Kanada, Australia, Selandia Baru, hingga Indonesia.

Tradisi Serupa di Indonesia

Kategori :