JAMBIKORAN.COM - Belakangan ini, media sosial diramaikan oleh konten seorang ibu hamil yang membagikan vlog memasak dengan budget hanya Rp10 ribu per hari.
Menariknya, dari jumlah tersebut, ia masih bisa menyisihkan uang hingga Rp7 ribu untuk ditabung.
Video tersebut menjadi viral dan menarik ribuan komentar dari netizen. Sebagian besar menyoroti kemampuan sang istri dalam berhemat secara luar biasa, sementara sebagian lainnya mempertanyakan kondisi keuangan rumah tangga tersebut, terutama peran sang suami.
Beberapa warganet mengkritik gaya hidup suami dalam video tersebut, dengan komentar seperti, "10 ribu tapi suaminya masih merokok?" atau "Daripada hemat segitunya, mending suaminya berhenti ngerokok."
BACA JUGA:Fitur iOS 26: Mengubah Cara Kita Pakai iPhone
BACA JUGA:Laptop 2-in-1 Bisnis Ringkas Berbasis Intel Core Ultra
Sebagian lainnya merasa prihatin melihat sang istri yang tengah hamil, namun harus menjalani hidup dengan penghematan ketat.
Fenomena ini pun memunculkan pertanyaan yang lebih besar, yaitu: berapa sebenarnya uang belanja atau nafkah yang ideal menurut pandangan Islam?
Uang Belanja Bagian dari Nafkah
Ulama kondang Indonesia, Buya Yahya, dalam sebuah pengajian yang tayang di YouTube, menjelaskan bahwa nafkah dan uang belanja pada dasarnya tidak perlu dipisahkan terlalu jauh.
BACA JUGA:Dijerat Pasal Berlapis, Pelaku Begal di Jelutung Terancam 12 Tahun Penjara
BACA JUGA:Jual Motor Curian ke Sungai Lilin
Menurutnya, uang belanja sehari-hari yang diberikan suami kepada istri untuk kebutuhan makan keluarga sejatinya termasuk dalam kategori nafkah.
Namun, pemberian nafkah harus disesuaikan dengan kemampuan finansial suami. Dalam mazhab Syafi’i, ukuran nafkah dilihat dari kondisi ekonomi suami.
Jika mampu, maka dianjurkan memberi lebih. Jika dalam keterbatasan, maka cukup memberi sesuai kemampuan, asalkan kebutuhan pokok keluarga tetap tercukupi.