Kita bergaul dengan banyak sekali orang dalam kehidupan sehari-hari. Kepribadian mereka berbeda-beda. Ada yang menyukai tantangan, ada yang sangat teliti dalam mengerjakan sesuatu, dan ada pula yang mudah cemas.
Salah satu teori kepribadian yang tersebar luas dalam memahami bentuk keberagaman kepribadian manusia adalah Big Five Personality.
Kepribadian ini memiliki lima dimensi yang disebut OCEAN, akronim dari openness, conscientiousness, extraversion, agreeableness, dan neuroticism.
Pada era modern, kepribadian tidak hanya digunakan dalam konteks akademik. Saat merambah dunia kerja pun, kepribadian menjadi pedoman untuk memetakan karakter seseorang lebih objektif.
BACA JUGA:Sita Aset Rp30,1 Miliar
BACA JUGA:Tiga Pelaku Terancam 7 Tahun Penjara
Mengenal Big Five Personality
Teori Big Five Personality merupakan bentuk psikologi kepribadian yang mengelompokkan sifat dan perilaku manusia ke dalam lima dimensi utama.
Yaitu openness (keterbukaan), conscientiousness (ketaatan atau kehati-hatian), extraversion (ekstroversi), agreeableness (keramahan), dan neuroticism (stabilitas emosional). Kelimanya disingkat OCEAN.
Teori ini menggambarkan kepribadian sebagai spektrum. Kadar spektrum masing-masing individu berbeda, ada yang lemah dan ada yang kuat.
Teori ini berkembang sejak tahun 1930-an saat Gordon Allport dan Henry Odbert melakukan studi leksikon untuk mengidentifikasi ribuan kata dalam bahasa inggris yang menggambarkan kepribadian.
Pada tahun 1940-an, Raymond Cattel mereduksi daftar itu menjadi 16 faktor kepribadian utama. Pada tahun 1961, Ernest Tupes dan Raymond Cattel menemukan bahwa 5 faktor selalu muncul secara konsisten.
Lima faktor kepribadian tersebut kemudian dipopulerkan oleh Lewis Goldberg (1981) dan disempurnakan oleh Robert McCrae dan Paul Costa (1985) menjadi model Five-Factor (FFM) yang menjadi dasar teori Big Five modern.
Lima Dimensi Kepribadian
1. Keterbukaan Terhadap Pengalaman (Openness to Experience)