MUARO JAMBI,JAMBIKORAN.COM – Pelayanan kesehatan tingkat desa di Kabupaten Muaro Jambi masih menghadapi tantangan besar akibat minimnya ketersediaan tenaga kesehatan (Nakes).
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Kesehatan Muaro Jambi, dr. Aang Hambali, mengungkapkan bahwa hingga saat ini banyak Puskesmas Pembantu (Pustu) yang belum memiliki komposisi SDM sesuai standar pelayanan.
Dari 155 desa di Kabupaten Muaro Jambi, telah dibangun dan beroperasi 93 Pustu yang menjadi ujung tombak pelayanan kesehatan dasar masyarakat. Meski seluruh Pustu tersebut sudah berjalan dan difungsikan, namun tenaga kesehatan yang tersedia masih sangat terbatas.
BACA JUGA:Tuntutan Terdakwa PT PAL Ditunda, Jaksa Sebut Berkas Masih Dalam Proses
Di sejumlah Pustu, hanya terdapat satu bidan. Idealnya, minimal disetiap Pustu harus diperkuat oleh dua tenaga kesehatan untuk melayani seluruh warga desa.
Dia menjelaskan bahwa kebutuhan ideal untuk setiap Pustu minimal mencakup dua tenaga kesehatan, yakni seorang perawat dan seorang bidan. Namun keterbatasan sumber daya manusia membuat banyak Pustu belum dapat memenuhi standar tersebut.
“Kondisi SDM kita memang masih kurang. Yang terpenuhi baru sebagian. Tetapi semua Pustu tetap kita operasionalkan karena masyarakat membutuhkan layanan,” ujarnya.
Menurutnya, pemerintah daerah terus berupaya melakukan pemerataan tenaga kesehatan, namun masih harus menyesuaikan dengan formasi dan ketersediaan SDM. Meski demikian, ia memastikan pelayanan dasar kepada masyarakat tetap berjalan di seluruh Pustu yang ada.
BACA JUGA:Dahlia Poland dan Fandy Christian Tetap Kompak Asuh Anak di Tengah Proses Perceraian
Dalam rencana jangka menengah, Dinas Kesehatan Muaro Jambi menargetkan pembangunan 30 Pustu tambahan dalam lima tahun ke depan. Upaya ini diharapkan dapat memperluas jangkauan layanan kesehatan dan mendekatkan fasilitas kesehatan kepada masyarakat desa.
"Untuk tahun ini, ada 16 Pustu yang sudah direhab," tuturnya.
Aang menambahkan bahwa idealnya, setiap desa di Muaro Jambi memiliki satu Pustu agar pelayanan kesehatan dapat dilakukan lebih cepat, efektif, dan merata.
“Harapan kita ke depan, satu desa satu Pustu. Itu target idealnya agar pelayanan kesehatan semakin mudah dijangkau,” tutupnya. (*)