Hari kabisat menjaga kalender kita tetap selaras dengan revolusi bumi mengelilingi matahari.
Bumi membutuhkan waktu kurang lebih 365.242189 hari, atau 365 hari, 5 jam, 48 menit, dan 45 detik, untuk sekali mengelilingi Matahari.
Ini disebut tahun tropis dan dimulai pada ekuinoks bulan Maret.
Namun kalender Masehi hanya mempunyai 365 hari dalam setahun.
Jika kita tidak menambahkan hari kabisat pada tanggal 29 Februari hampir setiap empat tahun, setiap tahun kalender akan dimulai sekitar 6 jam lebih awal sehubungan dengan revolusi Bumi mengelilingi Matahari (lihat ilustrasi).
BACA JUGA:Hindari Hal Ini agar Perut Tetap Rata
BACA JUGA:Obesitas Bisa Terjadi di Masa Kanak-kanak, Ini Dia 7 Faktor Umum yang Harus Diwaspadai
Sebagai konsekuensinya, penghitungan waktu kita perlahan-lahan akan menjauh dari tahun tropis dan semakin tidak sinkron dengan musim.
Dengan penyimpangan sekitar 6 jam per tahun, musim akan bergeser sekitar 24 hari kalender dalam 100 tahun.
Biarkan hal ini terjadi untuk sementara waktu, dan penduduk Belahan Bumi Utara akan merayakan Natal di tengah musim panas dalam beberapa abad mendatang.
Hari kabisat memperbaiki kesalahan tersebut dengan memberi Bumi waktu tambahan yang dibutuhkan untuk menyelesaikan satu lingkaran penuh mengelilingi Matahari.
Siapa Penemu Tahun Kabisat?
Tahun kabisat dalam kalender barat pertama kali diperkenalkan lebih dari 2000 tahun yang lalu oleh jenderal Romawi Julius Caesar.
BACA JUGA:Bikin Si Kecil Semangat Makan! Ini 6 Ide Menu Bekal Sekolah Untuk Anak yang Mudah dan Praktis
BACA JUGA:Tips Membedakan Permintaan Maaf yang Tulus dan Hanya Formalitas
Kalender Julian , yang dinamai menurut namanya, hanya memiliki satu aturan: setiap tahun yang habis dibagi empat akan menjadi tahun kabisat.