Jangan Asal! Praktisi Ungkap Bahaya Minum Antibiotik

Reporter: Aditiya |

Editor: Rizal Zebua |

Kamis , 01 Aug 2024 - 23:34

Ilustrasi - obat-obatan-Pixabay-Jambi Independent

Di Indonesia sendiri, Kemenkes mengungkap, diperkirakan 133.800 kematian pada 2019 yang diasosiasikan dengan AMR (antimicrobial resistance).

Sehingga, Indonesia menempati urutan ke-79 dari 204 negara dengan angka kematian tertinggi (terstandar usia) terkait AMR.

Kemudian, penggunaan antibiotik yang tidak tepat juga dapat menyebabkan efek samping, seperti reaksi alergi, gangguan pencernaan, dan infeksi jamur.

"Penggunaan yang tidak tepat meningkatkan risiko efek samping ini tanpa memberikan manfaat kesehatan yang diharapkan."

Risiko berikutnya adalah superinfeksi, yakni infeksi sekunder yang lebih parah dari infeksi awal.

Padahal seharusnya, antibiotik dimaksudkan untuk melawan patogen berbahaya.

Oleh karena itu, sangat penting untuk mengikuti resep dokter ketika mengonsumsi obat antibiotik.(*)

jangan asal! praktisi ungkap bahaya minum antibiotik                            jambikoran.com - jangan asal minum antibiotik tanpa resep dokter karena dapat memberikan dampak risiko bagi kesehatan .
survei kesehatan indonesia (ski) 2023 yang dikeluarkan kementerian kesehatan mencatat, sebanyak 22,1% masyarakat indonesia menggunakan antibiotik oral dalam satu tahun terakhir.
selanjutnya, 41% di antaranya mendapatkan antibiotik tanpa resep dokter.
hal ini menunjukkan bahwa pemberian antibiotik tanpa resep dokter masih banyak terjadi di indonesia.
baca juga:ternyata obat dengan semaglutide dapat bantu perokok berhenti merokok
baca juga:apa itu kanker pankreas? ini gejala dan pengobatan terbaru dengan whipple sergery
diketahui bahwa lebih dari 60 persen masyarakat mendapatkan antibiotik tanpa resep di apotek atau toko obat berizin, selebihnya dari berbagai sumber, termasuk online.
praktisi sekaligus dosen fkik universitas katolik indonesia atma jaya dr. apt. lusy noviani, mm mengingatkan bahwa penggunaan antibiotik yang tidak tepat dapat menimbulkan berbagai masalah kesehatan yang serius, salah satunya resistensi antibiotik.
"penggunaan antibiotik yang tidak sesuai, seperti tidak menghabiskan dosis atau menggunakan tanpa resep dokter, dapat menyebabkan bakteri menjadi resisten," ungkap lusy dikutip dari disway.id, 1 agustus 2024.
akibatnya, bakteri akan sulit diobati dan memerlukan antibiotik yang lebih kuat dengan kemungkinan efek samping lebih serius.
baca juga:simak! ini efek dan cara membedakan obat palsu di pasaran
baca juga:cara menurunkan gula darah tanpa minum obat
"resistensi antibiotik merupakan ancaman besar bagi kesehatan global karena menyebabkan infeksi yang sebelumnya mudah diobati menjadi sangat berbahaya," katanya.
menurut analisis ski 2023 kemenkes, resistensi antibiotik ini diperkirakan bertanggung jawab langsung terhadap 1,27 juta kematian global pada 2019 dan berkontribusi terhadap 4,95 juta kematian.
di indonesia sendiri, kemenkes mengungkap, diperkirakan 133.800 kematian pada 2019 yang diasosiasikan dengan amr (antimicrobial resistance).
sehingga, indonesia menempati urutan ke-79 dari 204 negara dengan angka kematian tertinggi (terstandar usia) terkait amr.
kemudian, penggunaan antibiotik yang tidak tepat juga dapat menyebabkan efek samping, seperti reaksi alergi, gangguan pencernaan, dan infeksi jamur.
baca juga:catat! 3 bahan resep obat batuk berdahak ala dr zaidul akbar, dijamin ampuh
baca juga:apa itu sakit kepala servikogenik? berikut gejala dan cara mengobatinya
"penggunaan yang tidak tepat meningkatkan risiko efek samping ini tanpa memberikan manfaat kesehatan yang diharapkan."
risiko berikutnya adalah superinfeksi, yakni infeksi sekunder yang lebih parah dari infeksi awal.
padahal seharusnya, antibiotik dimaksudkan untuk melawan patogen berbahaya.
oleh karena itu, sangat penting untuk mengikuti resep dokter ketika mengonsumsi obat antibiotik.(*)

Tag

Share

Koran Edisi Terbaru

Baca Koran Jambi Independent 19 September 2024

Berita Terkini

Berita Terpopuler

Berita Pilihan