Rupiah Naik Usai Presiden Jokowi Lakukan Reshuffle Kabinet
Presiden Joko Widodo (kanan) berjabat tangan dengan Menkumham Supratman Andi Agtas (kedua kiri) usai pelantikan di Istana Negara, Jakarta, Senin (19/8/2024).-ANTARA-Jambi Independent
JAKARTA - Nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar AS pada perdagangan Senin ditutup naik usai Presiden Republik Indonesia (RI) Joko Widodo (Jokowi) melakukan perombakan (reshuffle) jajaran kabinet di Istana Negara Jakarta hari ini.
Pada akhir perdagangan Senin, rupiah menanjak 143 poin atau 0,91 persen menjadi Rp15.550 per dolar AS dari sebelumnya sebesar Rp15.693 per dolar AS.
"Mata uang kita juga turut terdorong oleh sentimen positif pelaku pasar atas Pidato Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2025 dan Penyampaian Nota Keuangan di Gedung DPR/MPR RI, serta sentimen terbaru terkait Presiden Jokowi yang melakukan reshuffle kabinetnya pada hari ini," kata ICDX Taufan Dimas Hareva di Jakarta, Senin.
Presiden Jokowi melantik tujuh nama untuk menempati sejumlah posisi di Kabinet Indonesia Maju, yang terdiri dari tiga menteri, satu wakil menteri dan tiga kepala badan.
BACA JUGA:Pemkab Batanghari Gelar Rangkaian Perayaan HUT RI
BACA JUGA:Tim TMMD Tunjukkan Keahlian di Malam Inagurasi
Presiden Joko Widodo melantik sejumlah menteri dan wakil menteri, yakni Supratman Andi Agtas sebagai Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia (Menkumham), Bahlil Lahadalia yang dilantik sebagai Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral dan Rosan Roeslani sebagai Menteri Investasi/Kepala BKPM, serta Angga Raka Prabowo sebagai Wakil Menteri Komunikasi dan Informatika (Wamenkominfo).
Pada kesempatan yang sama, Presiden Jokowi juga melantik Hasan Nasbi sebagai Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan, Taruna Ikrar sebagai Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan, dan Dadan Hindayana sebagai Kepala Badan Gizi Nasional.
Kenaikan rupiah hari ini juga didukung oleh meningkatnya peluang penurunan suku bunga oleh bank sentral Amerika Serikat (AS), Federal Reserve (Fed), pada September 2024 sehingga hal tersebut menekan kinerja mata uang dolar AS dan menopang kinerja mata uang rupiah.
Dari sisi data ekonomi AS pekan lalu menunjukkan penjualan ritel melebihi ekspektasi, sementara Indeks Harga Produsen (PPI) dan Indeks Harga Konsumen (IHK) mengindikasikan bahwa inflasi menurun.
BACA JUGA:Pemkab Muaro Jambi Terima Penghargaan Penyaluran Dana Desa Tercepat dari KPPN
BACA JUGA:Pembangunan Jalan Simpang IV Blok D Dilanjutkan, Gunakan Dana CSR PetroChina
Selain itu, perumahan baru AS turun 6,8 persen pada Juli menjadi 1,238 juta unit dari kenaikan 1,1 persen pada Juni, yang merupakan level terendah sejak 2020.
"Angka ini menambah kekhawatiran terhadap kekuatan perekonomian, terutama setelah laporan inflasi dan tenaga kerja yang lebih lemah baru-baru ini," ujarnya.