Menteri Keuangan Sri Mulyani Beberkan Penyebab Nilai Tukar Rupiah Tertekan

Menteri Keuangan Sri Mulyani menyampaikan keterangan saat konferensi pers APBN KiTa edisi April 2024 di Jakarta, Jumat (26/4/2024). Berdasarkan data Kementerian Keuangan hingga 31 Maret 2024, posisi APBN mengalami surplus sebesar Rp8,1 triliun atau 0,04 p-ANTARA FOTO/BAYU PRATAMA S (ANTARA FOTO/BAYU PRATAMA S) -Jambi Independent

JAMBIKORAN.COM - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati membeberkan penyebab nilai tukar rupiah tertekan oleh dollar AS selama beberapa bulan terakhir. Tekanan ini utamanya disebabkan oleh sentimen global.

Bendahara negara menjelaskan, tekanan terhadap rupiah datang dari arah kebijakan moneter bank sentral Amerika Serikat, The Federal Reserve (The Fed).

Tingkat suku bunga The Fed, Fed Fund Rate, di level 5,5 persen diproyeksi belum akan turun dalam waktu dekat.

"Bahkan yang paling optimis penurunannya hanya 1 kali pada tahun ini," kata dia, dalam konferensi pers, APBN KiTa, Kamis 27 Juni 2024.

BACA JUGA:Gempa Magnitudo 5,5 Guncang Bone Bolango Gorontalo

BACA JUGA:Logo HUT ke-79 RI Resmi Diluncurkan, Berikut Tema, Makna, dan Link Downloadnya

Arah kebijakan suku bunga yang di luar ekspektasi itu membuat "pasar" kecewa.

Hal ini pun membuat investor kembali menempatkan dananya ke instrumen investasi berkaitan dengan dollar AS, seperti obligasi pemerintah AS.

Pada saat bersamaan, defisit anggaran negara AS semakin melebar, sehingga membutuhkan pembiayaan utang lebih besar.

Akibatnya, pemerintah Negeri Paman Sam semakin gencar menerbitkan obligasi.

Dengan semakin masifnya penerbitan, Sri Mulyani bilang, harga obligasi pemerintah AS turun. Akan tetapi, imbal hasil atau yield yang ditawarkan tetap stabil di kisaran 4,25 persen.

"Kemudian menyebabkan penguatan dollar indeks, yang kemudian menyebabkan depresiasi termasuk rupiah kita," ujar Sri Mulyani.

Sri Mulyani menyebutkan, sampai dengan pengujung Mei lalu, nilai tukar rupiah berada di level Rp 16.431 per dollar AS.

Nilai ini telah terdepresiasi 6,58 persen dari posisi awal tahun 2024.

Tag
Share