Shin Tae-yong dan Kepak Sayap Garuda Selama 2024
Pelatih timnas Indonesia Shin Tae-yong saat memimpin pemusatan latihan (TC) untuk persiapan ASEAN Mitsubishi Electric Cup 2024 atau Piala AFF 2024 di Bali, Kamis (28/11/2024). -ANTARA/HO-PSSI-
Kiprah mereka selama 2024 membuktikan semua itu.
Walau memulai 2024 dengan kekalahan dalam tiga laga persahabatan dan tiga kekalahan dalam Piala Asia 2023 termasuk dicukur 0-4 oleh Australia dalam babak 16 besar, Indonesia perlahan bangkit dalam 11 laga berikutnya, di luar empat laga Piala Asean.
Catatan Garuda dalam sebelas laga itu adalah 4 kali menang, 4 kali seri, dan 3 kali kalah.
Walau kalah dari Irak pada babak kedua Kualifikasi Piala Dunia 2026, lalu dari China dan Jepang dalam babak ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026, Indonesia membuat rangkaian kejutan selama tahun ini.
Mereka dua kali memperdaya Vietnam, lalu berturut-turut mengimbangi Arab Saudi, Australia dan Bahrain yang dua di antaranya terjadi di kandang lawan.
Bahkan walau kalah 1-2 di China, Garuda adalah tim yang lebih menekan dan lebih menguasai bola.
Puncaknya, mereka menang 2-0 atas Arab Saudi yang berperingkat 59, pada 19 November 2024.
Itu kemenangan pertama Indonesia atas Saudi, yang juga momentum besar yang menguatkan optimisme bahwa Garuda bisa mengalahkan tim berperingkat jauh di atasnya.
Tetapi semua lawan Garuda dalam babak ketiga Kualifikasi Piala Dunia memang berperingkat lebih tinggi, termasuk Jepang yang nomor satu di Asia dan langganan putaran final Piala Dunia.
Perjalanan manis selama 2024 itu ada hubungannya dengan gelombang berikutnya pemain naturalisasi, mulai Jay Idzes, Nathan Tjoe-A-On, Ragnar Oratmagoen, Thom Haye, Maarten Paes, Calvin Verdonk, Kevin Diks, sampai Mees Hilgers. Belum termasuk Jens Raven dan Eliano Reijnders.
Kebanyakan dari mereka adalah pemain-pemain inti dalam klub-klubnya di Belanda, Belgia, Denmark, dan Amerika Serikat.
Normal baru
Dengan posisi mereka sebagai kiper, bek tengah, bek sayap, dan gelandang, mereka kerap menjadi starter, termasuk dalam lima laga terakhir klub-klub mereka musim ini.
Mereka sungguh opsi-opsi bagus bagi Garuda, apalagi sebagian dari mereka tengah di puncak penampilan bersama klub-klub mereka, walau cuma FC Copenhagen yang berada di papan atas, klub yang dibela Kevin Diks.
Bersama Copenhagen yang memuncaki klasemen Liga Denmark, Kevin yang membuat debut bersama Garuda kala ditaklukkan 0-4 oleh Jepang, mencetak sebuah gol ketika Copenhagen mengalahkan Hearts dalam Liga Conference Europa. Dia juga starter pada empat dari lima laga terakhir Copenhagen.
Bayangkan bakal seperti apa nanti Garuda ketika mereka memperkuat lagi Indonesia kala dijamu Australia pada 20 Maret 2025, menjamu Bahrain lima hari kemudian, dan menjamu China pada 5 Juni.
Tapi energi terbesar yang dipompakan Shin Tae-yong ke dalam timnas Indonesia adalah kemampuannya dalam menularkan semangat bertempur.
Virus kebaikan itu kian ganas merasuki sukma skuad Garuda setelah distimulasi pemain-pemain diaspora yang memang terbiasa dengan atmosfer kompetisi keras dan kompetitif ala Eropa.
Virus itu kini menular ke mana-mana, sampai menjangkiti pemain-pemain produk lokal yang tengah bermain di Indonesia termasuk bek tengah Rizky Ridho dan tengah memperkuat tim asing seperti Marselino Ferdinan.
Semangat bertempur itu juga menginfeksi pemain-pemain junior sampai Indonesia membuat kejutan besar ketika untuk pertama kali masuk Piala Asia U-23 hingga mencapai babak semifinal dan hampir merebut tiket Olimpiade Paris 2024.
Pencapaian-pencapaian itu tak mungkin diabaikan, bahkan saat diwawancarai media Korea Selatan, Best Eleven, pada 26 Desember, Ketua Umum PSSI Erick Thohir sampai berterima kasih kepada Shin.