Kusala Sastra Khatulistiwa Kembali Hadir dengan Pembaruan di Tahun 2025

Konferensi pers Kusala Sastra Khatulistiwa 2025 di Jakarta, Senin.-ANTARA/ Putri Hanifa-

JAKARTA - Penghargaan Kusala Sastra Khatulistiwa, yang telah lama dikenal sebagai salah satu ajang penghargaan tertinggi untuk sastra Indonesia, kembali digelar pada tahun 2025 setelah sempat terhenti pada 2022 menyusul meninggalnya sang penggagas, Richard Oh.

Dengan pembaruan yang lebih inklusif dan relevan, penghargaan ini berkomitmen untuk terus mengapresiasi karya sastra terbaik dari Indonesia.

Pratiwi Juliani, istri sekaligus Ketua Yayasan Richard Oh Kusala Indonesia (YRKI), menyatakan, "Kusala Sastra Khatulistiwa adalah bentuk penghargaan idealisme tertinggi kepada penulis dan komunitas sastra di Indonesia. Kami ingin penghargaan ini tidak hanya memberi apresiasi tertinggi, tetapi juga memiliki dampak yang lebih besar bagi masyarakat."

Dengan semangat literasi yang terus membara, YRKI bersama dukungan Dana Indonesiana dan sponsor lainnya memastikan bahwa penghargaan kali ini akan memberikan kontribusi signifikan dalam dunia sastra Indonesia.

BACA JUGA:AZKO Kini Hadir di Jambi, Siap Penuhi Aspirasi Rumah dan Hidup Masyarakat

BACA JUGA:PDI Perjuangan Pilih Samsul Riduan

Salah satu pembaruan utama adalah pembagian penghargaan dalam tiga kategori: buku puisi, novel, dan kumpulan cerpen. Penambahan kategori cerpen mencerminkan apresiasi terhadap genre yang terus berkembang dalam tradisi sastra Indonesia.

Karya yang dinilai adalah buku berbahasa Indonesia yang diterbitkan pada tahun 2024, dengan pemenang dari setiap kategori akan mendapatkan hadiah total senilai Rp100 juta.

Hadiah tersebut mencakup uang tunai sebesar Rp75 juta serta tambahan Rp25 juta yang akan digunakan untuk membeli buku pemenang, yang kemudian disalurkan ke sekolah, perpustakaan, dan komunitas literasi.

Dewan juri untuk penghargaan ini akan tetap mengikuti tradisi Kusala Sastra Khatulistiwa yang lama, dengan penggantian juri setiap tahun untuk menjaga netralitas. Tahun ini, tiga kurator program, yakni Nezar Patria, Eka Kurniawan, dan Hasan Aspahani, dipercaya untuk memastikan kualitas dan kredibilitas penghargaan ini.

BACA JUGA:Al Haris Prioritaskan Kekompakan untuk Pembangunan Daerah

BACA JUGA:Legislator Usul Merger BUMN

Bagi penulis dan penerbit yang ingin mengajukan karya, pengiriman harus dilakukan paling lambat 20 Februari 2025 (cap pos).

Karya yang diajukan harus memenuhi beberapa persyaratan, seperti ditulis dalam bahasa Indonesia dan diterbitkan pada tahun 2024, serta masing-masing kategori memiliki persyaratan tertentu terkait jumlah karya.

Malam penganugerahan yang dinantikan ini dipastikan akan menghadirkan nuansa eksklusif dan penuh penghargaan bagi para penulis Indonesia.

Kusala Sastra Khatulistiwa 2025 bukan hanya sekadar penghargaan, tetapi juga tonggak penting dalam merawat dan memajukan kesusastraan Indonesia di era modern ini. (*)

Tag
Share