Pneumonia Bisa Memberat Karena Kurang Istirahat, Waspadai Gejalanya

Ilustrasi Pneumonia -freepik-

JAKARTA  – Guru besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) Departemen Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi (DPKR), Prof. Dr. Faisal Yunus, Ph.D., Sp.P(K), mengingatkan bahwa infeksi pneumonia bisa menjadi lebih berat jika seseorang tidak menjaga kebugaran tubuh dan kurang istirahat.

Hal ini dapat meningkatkan risiko seseorang terjangkit pneumonia, terutama jika sedang dalam kondisi tubuh yang lemah.

"Jika seseorang kecapean, kurang tidur, atau kurang istirahat, maka bisa lebih rentan terhadap pneumonia," jelas Prof. Faisal. Ia menambahkan, seperti yang terjadi selama pandemi COVID-19, pneumonia lebih mudah menyerang individu yang tidak fit atau kelelahan.

Pneumonia dapat menjadi lebih serius pada orang yang memiliki penyakit penyerta atau komorbid yang tidak terkontrol.

BACA JUGA:OJK Terbitkan Aturan Baru Tentang Rahasia Bank

BACA JUGA:Patroli Polisi Amankan 8 Remaja Bersenjata Tajam

Hal ini bisa menyebabkan infeksi menjadi lebih ganas dan berisiko tinggi. Selain itu, bagi individu dengan daya tahan tubuh yang lemah, seperti pengidap HIV, diabetes, atau penyakit kronik lainnya, pneumonia juga dapat memperburuk kondisi kesehatan mereka.

Menurut Prof. Faisal, infeksi pneumonia yang disebabkan oleh virus dalam masyarakat (community-acquired pneumonia/CAP) sebenarnya dapat lebih ringan dan bisa diobati dengan pengobatan jalan.

Namun, jika virus penyebabnya lebih ganas, seperti COVID-19, orang dengan daya tahan tubuh lemah sangat rentan terhadap infeksi yang bisa berkembang menjadi kondisi yang lebih berat.

Gejala pneumonia termasuk batuk, sesak napas, dan penurunan kesadaran. Jika gejala ini muncul, diperlukan pemeriksaan lebih lanjut oleh dokter.

BACA JUGA:Akan Dipangkas Hingga 50 Persen Anggaran Perjalanan Dinas Di Lingkungan Pemkot Jambi

BACA JUGA:SLB Harapan Mulia Rayakan Anniversary dan Pentas Seni

"Kita perlu mengetahui apakah ada batuk berdahak, dan jika dahaknya berwarna kuning atau hijau, itu biasanya infeksi bakteri. Sedangkan infeksi virus biasanya tidak mengubah warna dahak," jelasnya.

Prof. Faisal juga mengingatkan untuk waspada terhadap penularan pneumonia yang lebih berat, terutama di rumah sakit, yang menjadi tempat berkumpulnya berbagai jenis penyakit.

Pasien yang menjalani perawatan dengan alat bantu nafas atau ventilator di ICU juga berisiko lebih tinggi terinfeksi pneumonia berat.

Sebagai langkah pencegahan, Prof. Faisal menyarankan agar masyarakat meningkatkan kesadaran kesehatan, mengontrol penyakit komorbid, serta menjaga daya tahan tubuh dengan cukup istirahat dan makan.

BACA JUGA:APPI: 2025 Pembelian Kendaraan Masih Didominasi dengan Kredit

BACA JUGA:Tanaman Hias yang Bagus Menurut Feng Shui

"Karena pneumonia menular melalui udara, hindari dekat dengan orang yang batuk atau flu. Jika sedang kurang enak badan, setelah istirahat, pakailah masker untuk mencegah penularan," tutup Prof. Faisal. (*)

Tag
Share