Polres Selidiki Pemotongan Dana KIP-K IAIN Kerinci, Dari Nilai Rp 4,2 Juta, Mahasiswa Hanya Terima Rp 1,7 Juta

UNJUK RASA: Mahasiswa IAIN Kerinci berunjuk rasa mempertanyakan pemotongan dana KIP-K.-IST/Jambi Independent-Jambi Independent
KERINCI - Polres Kerinci telah mulai melakukan penyidikan dugaan adanya pemotongan dana KIP-K mahasiswa miskin di IAIN Kerinci. Bahkan beberapa pejabat IAIN Kerinci sudah diperiksa oleh penyidik Polres Kerinci.
Kasatreskrim Polres Kerinci, AKP Very Prasetyawan saat dikonfirmasi membenarkan adanya pemeriksaan sejumlah pejabat IAIN Kerinci, yang ikut bertanggung jawab terkait KIP-K IAIN Kerinci.
“Ya, benar, saat ini dalam penyelidikan,” jelasnya.
Kasus dugaan adanya pemotongan dana KIP-K mahasiswa IAIN Kerinci, sudah terjadi sejak kepemimpinan rektor sebelumnya. Dugaan pemotongan ini, bermodus untuk kegiatan belajar tambahan bagi penerima KIP-K.
BACA JUGA:Jembatan Bailey Telah Diuji Coba, Hari Ini Direncanakan Bisa Dilewati dengan Sistem Buka Tutup
BACA JUGA:Helen Orang Nomor 1 Dalam Jaringan Peredaran Narkotika Jambi
Sebelumnya mahasiswa yang tergabung dalam HMI melakukan aksi demontrasi di rektorat IAIN Kerinci, Senin (10/4). Aksi unjuk rasa mahasiswa tersebut mempertanyakan adanya pemotongan dana KIP-K.
Berdasarkan data yang disampaikan mahasiswa, jumlah penerima beasiswa KIP-K bantuan dari pemerintah pusat sekitar 700 mahasiswa dengan nilai beasiswa Rp 4,2 juta per penerima. Namun menurut mahasiswa yang tergabung dalam HMI Kerinci-Sungaipenuh, jumlah yang diterima sebesar Rp 1,7 juta. Sehingga menurut mahasiswa beasiswa KIP-K dibagikan tak sesuai dengan jumlah yang seharusnya.
"Jadi kami mempertanyakan pemotongan dana KIP-K dan kami minta potongan dana itu dikembalikan," kata salah seorang mahasiswa saat demo di IAIN.
Aksi demo mahasiswa diluar rektorat hingga menemui rektor dan pejabat IAIN Kerinci dikawal aparat kepolisian.
Saat ditemui mahasiswa, Rektor IAIN Kerinci Dr Jafar Ahmad, bersama Wakil Rektor (Warek) serta pejabat lain IAIN Kerinci memberikan keterangan.
Jafar menegaskan bahwa keputusan mengenai keberlanjutan program unggulan tersebut sepenuhnya berada di tangan forum mahasiswa KIP-K, sebagai lembaga internal mahasiswa tanpa ada campur tangan institusi kampus.
Jafar menjelaskan bahwa mekanisme pengambilan keputusan untuk program strategis kampus telah diatur melalui prosedur otonom Forma KIP-K IAIN Kerinci.
“Kewenangan menentukan nasib program ini sebenarnya ada di tangan mahasiswa KIP-K. Kampus tidak akan intervensi, dan kami siap menghormati hasil keputusan apa pun,” ujar Jafar.