Cegah Speech Delay Sejak Dini, Beri Waktu pada Bayi untuk Merespons Saat Mengobrol

-jambi independent-Jambi Independent

JAMBI - Speech delay atau keterlambatan berbicara adalah kondisi yang sering dikhawatirkan oleh orang tua, terutama ketika anak mulai memasuki usia yang seharusnya dapat berbicara. Kondisi ini terjadi ketika seorang anak mengalami keterlambatan dalam berbicara dibandingkan dengan anak seusianya. Meskipun penyebabnya bisa bervariasi, salah satu faktor yang memengaruhi speech delay adalah kurangnya stimulasi verbal yang diberikan oleh orang tua kepada anak. Oleh karena itu, penting bagi orang tua untuk memberikan stimulasi yang cukup agar perkembangan bahasa anak dapat berjalan dengan baik.

Salah satu cara yang efektif untuk mencegah terjadinya speech delay pada anak adalah dengan memberi waktu bagi anak untuk merespons saat orang tua mengajaknya berbicara. CEO & Founder Tentang Anak, dr. Mesty Ariotedjo, Sp.A, MPH, mengungkapkan bahwa berbicara dengan anak memang sangat penting, namun orang tua perlu memberikan kesempatan bagi anak untuk merespons. "Mengobrol dengan anak sangat direkomendasikan untuk memperkaya kosakata mereka. Namun, hanya mengobrol saja tidak cukup. Bukan berarti orang tua tidak mengajak anak ngobrol, tapi sering kali orang tua justru berbicara terus tanpa memberi kesempatan anak untuk merespons," ujar dr. Mesty dalam acara peluncuran Pojok Pintar di RSCM Kiara, Jakarta, Jumat (21/3/2025).

Menurut dr. Mesty, mengajak anak berbicara sejak dini memiliki dampak positif bagi perkembangan bahasa mereka. Bayi, bahkan sejak lahir, sudah bisa merespons percakapan meskipun belum mampu berbicara dengan kata-kata yang jelas. Bayi belajar berbicara dengan meniru suara dan bahasa yang mereka dengar di sekitarnya. Oleh karena itu, interaksi verbal antara orang tua dan anak sangat penting, meskipun bayi hanya dapat merespons dengan cara yang sederhana.

BACA JUGA:Ide Mengisi Waktu Libur Lebaran Bersama Anak

BACA JUGA:Tren Gaya Rambut Pria 2025, Tampil Keren Sesuai Kepribadian

Dr. Mesty menyarankan agar orang tua memberikan jeda saat berbicara dengan bayi atau anak kecil. Ketika orang tua berbicara kepada bayi, misalnya dengan berkata, "Hei baby, lagi apa?" orang tua harus memberi waktu beberapa detik untuk melihat apakah bayi merespons. "Jika bayi mengedipkan mata, menggerakkan tangan atau kaki, atau bahkan mengeluarkan suara sederhana seperti 'uuu', 'aaa', atau 'bububu', itu adalah respons yang menunjukkan bahwa mereka sedang merespons percakapan. Itu adalah tahap awal dalam perkembangan bahasa mereka," jelas dr. Mesty.

Lebih lanjut, dr. Mesty menjelaskan bahwa respons bayi tidak selalu harus berupa kata-kata. Tindakan seperti kedipan mata, gerakan tangan atau kaki, atau bahkan permainan ludah dapat dianggap sebagai bentuk respons yang valid. Ini menunjukkan bahwa bayi mulai terlibat dalam percakapan dan dapat merespons rangsangan verbal dari orang tua. Oleh karena itu, orang tua sebaiknya tidak terburu-buru untuk melanjutkan percakapan setelah berbicara, tetapi memberi kesempatan anak untuk merespons terlebih dahulu.

Selain memberi waktu untuk merespons, penting juga bagi orang tua untuk berbicara dengan jelas dan pelan. Pengucapan yang jelas dan tempo yang sesuai akan membantu anak lebih mudah memahami apa yang sedang diajak bicarakan. Hal ini juga memberikan contoh yang baik bagi anak untuk belajar berbicara dengan cara yang benar. "Orang tua juga harus berbicara pelan dan jelas agar anak bisa menangkap informasi dengan baik. Ini sangat penting, terutama pada tahap perkembangan awal bahasa," tambah dr. Mesty.

Pemberian jeda dan respons terhadap percakapan ini tidak hanya berlaku untuk bayi, tetapi juga untuk anak yang lebih besar. Sebagai contoh, saat anak mulai berbicara, orang tua sebaiknya memberi waktu bagi anak untuk menyelesaikan kalimat mereka tanpa terburu-buru memotong atau meluruskan perkataan mereka. Ini akan membantu anak merasa dihargai dalam percakapan dan meningkatkan rasa percaya diri mereka dalam berbicara.

Selain itu, penting bagi orang tua untuk menjaga kualitas interaksi verbal dengan anak. Interaksi ini bisa dilakukan dengan berbagai cara, seperti membaca buku bersama, bernyanyi, atau berbicara tentang kegiatan sehari-hari. Bahkan aktivitas sederhana seperti mengobrol tentang apa yang dilihat atau dirasakan anak di sekitar mereka dapat membantu memperkaya kosakata anak dan mempercepat perkembangan bahasa mereka.

Stimulasi yang cukup sejak dini sangat penting untuk mencegah speech delay, tetapi juga penting untuk memonitor perkembangan bahasa anak. Jika anak menunjukkan tanda-tanda keterlambatan berbicara, orang tua disarankan untuk segera berkonsultasi dengan dokter anak atau ahli perkembangan untuk mendapatkan evaluasi dan saran yang lebih tepat.

Penting juga untuk diingat bahwa setiap anak berkembang dengan kecepatan yang berbeda, dan keterlambatan berbicara tidak selalu berarti adanya gangguan. Namun, dengan memberikan stimulasi yang tepat, memberikan waktu untuk merespons, serta menciptakan lingkungan yang mendukung perkembangan bahasa anak, orang tua dapat membantu anak mengatasi masalah speech delay dan memfasilitasi perkembangan bahasa mereka dengan baik.

Dengan komunikasi yang terbuka dan perhatian yang tepat, orang tua dapat memainkan peran yang sangat penting dalam perkembangan bahasa anak mereka, serta memastikan bahwa anak-anak mereka mendapatkan kesempatan terbaik untuk tumbuh dan berkembang dengan baik.

 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan