Trump Tunda Tarif Respirokal, Indonesia Perkuat Posisi di Pasar Global

DITUNDA: Presiden AS Donald Trump menunda tarif respirokal.-IST/Jambi Independent-Jambi Independent
JAKARTA - Presiden Amerika Serikat, Donald Trump menunda kebijakan tarif respirokal selama 90 hari kecuali terhadap Tiongkok disambut positif oleh pelaku ekonomi Indonesia.
Kepala Ekonom Trimegah Sekuritas Indonesia, Fakhrul Fulvian, menyebut langkah itu sebagai “nafas lega” yang harus dimanfaatkan untuk memperkuat posisi Indonesia dalam peta perdagangan global.
“Ini momentum penting untuk konsolidasi kebijakan dagang, khususnya dengan Amerika Serikat,” ujar Fakhrul, dalam keterangan tertulis, Kamis (10/4).
Menurutnya, perang dagang membuka peluang re-shoring dari negara-negara seperti Vietnam, Bangladesh, Tiongkok, dan Thailand yang diperkirakan akan lebih terdampak daripada Indonesia. Peluang ini bisa dimaksimalkan dengan memperkuat industri berorientasi ekspor seperti tekstil dan garmen, sepatu, serta furniture, yang dinilai punya prospek cerah ke depan.
BACA JUGA:Pemerintah Kutuk Keras Aksi KKB Tewaskan Pendulang Emas
BACA JUGA:Perum Bulog Serap Hasil Panen Petani Hingga 800 Ribu Ton
Namun, untuk bisa bersaing, Indonesia perlu mempercepat deregulasi, khususnya dalam hal perizinan usaha dan kemudahan ekspor.
“Kebijakan yang memudahkan pelaku usaha sangat krusial saat ini,” tegas Fakhrul.
Selain itu, dari sisi neraca dagang dengan AS, Indonesia punya peluang untuk meningkatkan impor strategis dari sektor perminyakan, bahan kimia, hingga bahan pangan.
Hal ini bisa menjadi poin penting dalam negosiasi dagang ke depan.
Fakhrul juga menyoroti pentingnya perubahan kebijakan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN).
“Banyak investor dari AS yang berminat masuk, tapi tersendat karena aturan TKDN yang terlalu ketat,” jelasnya.
Melihat ke depan, Fakhrul mengingatkan bahwa volatilitas ekonomi adalah hal yang umum terjadi, apalagi menjelang 2025 yang diprediksi penuh tantangan.
Perlambatan ekonomi global tak terelakkan, termasuk di Indonesia.