Merantaulah Supaya Kamu Tau Istimewanya Pulang
saya diantarkan ke Bandara Kualanamu, Medan menuju Jambi-jambi independent-Jambi Independent
“Nak, kamu itu anak bungsu, jadi kalau boleh mending kamu ambil di Medan saja, biar dekat dengan rumah kita.”
BACA JUGA:Anies Yakin Bisa Raup Banyak Suara di Jawa Tengah
BACA JUGA:Minta Masyarakat Selektif Konsumsi Informasi
Dalam hati saya jujur gelisah karena pemilihan PTN dan UNIVERSITAS nya tidak bisa di ubah lagi, dan saya mengatakan kepada Mamak saya
“Mak, pilihan nya tidak bisa diubah lagi” Ucapku.
Saya melihat ekspresi Mamak saya yang terlihat kecewa, meskipun begitu ia tetap merestui saya untuk berkuliah disana, ada alasan mengapa saya tetap kekeh untuk berkuliah di luar provinsi, yaitu untuk merantau. Saya sengaja kuliah jauh dari orangtua supaya saya bisa menjadi orang yang mandiri. Abang dan Kakak saya juga berkuliah di luar pulau Sumatera. Hal ini membuat saya memiliki tekad yang lebih kuat untuk bisa kuliah di luar provinsi. Karena saya ingin mandiri seperti keempat saudara saya. Saya selalu melihat sambutan dari orang tua saya ketika menyambut anak nya yang pulang dari tempat rantau nya.
“wah, meriah sekali sambutan orang tua saya kepada abang dan kaka saya. pelukan yang hangat, air mata haru bahagia, makanan yang banyak dan sedikit oleh oleh. hal ini sangat meyakinkan saya bahwa merantau adalah hal yang menyenangkan dibagian pulang kampung nya.” Ucap saya dalam hati.
BACA JUGA:Tak Pakai Dana Bansos
BACA JUGA:Keberlanjutan Jadi Kunci Ganjar-Mahfud Gaet Pendukung Jokowi
Tiba lah saatnya, hari dimana saya diantarkan ke Bandara Kualanamu, Medan menuju Jambi. Suasana nya sangat sedih, saya tidak pernah menyangka suasana nya bakalan seharu ini.
Saya anak bungsu yang bisa dikatakan dekat dengan orangtua semasa SMA yang masih sangat bergantung dengan orang tua, tidak terasa saya sudah beranjak dewasa, saya harus bisa hidup mandiri, saya harus bijak mengatur keuangan walaupun masih dari orang tua.
Dan suatu Ketika saya sudah turun ke ruang tunggu menunggu keberangkatan saya. Saya melihat Bapak saya menangis yang membuat saya sangat terkejut, karena Bapak saya adalah orang yang hampir tidak pernah menangis. Seumur hidup saya, saya hanya melihat Bapak saya menangis dua kali.
Pertama, ketika ibu nya ayah saya atau nenek saya meninggal dan kedua Ketika menghantarkan saya pergi untuk merantau.
BACA JUGA:Kemenhub Rutinkan Cek Kelayakan Pesawat