BPBD Jambi Minta BMKG Mulai Lakukan OMC

PEMADAMAN: Petugas sedang memadamkan Karhutla yang terjadi di wilayah Provinsi Jambi.-IST/Jambi Independent-Jambi Independent
JAMBI - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jambi mengajukan permintaan kepada Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) untuk melakukan Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) pada Mei ini, sebagai upaya antisipatif terhadap potensi kebakaran hutan dan lahan (karhutla) tahun 2025.
Kepala BPBD Jambi, Bachyuni Deliansyah, menyatakan bahwa langkah ini dilakukan untuk meningkatkan curah hujan di wilayah-wilayah rawan karhutla, terutama lahan gambut.
“Dengan adanya OMC, hujan diharapkan turun dan membasahi daerah gambut, sehingga permukaan air naik menjelang puncak musim kemarau pada Juli nanti. Ini akan membantu mencegah terjadinya karhutla,” ujarnya, Selasa (13/5).
Ia menambahkan, hujan yang turun selama Mei ini juga diharapkan dapat mengisi embung-embung dan kantong-kantong air di sekitar lahan perkebunan. Cadangan air ini nantinya akan sangat penting jika terjadi karhutla, karena bisa digunakan untuk proses pemadaman.
BACA JUGA: Anggaran Rp4,1 Miliar Disiapkan Jembatan Sari Bakti Dibangun Ulang
BACA JUGA:Imbau Waspada Cuaca Ekstrem di Tanah Suci, 660 CJH Kota Jambi Diberangkatkan
Sebagai bagian dari langkah kesiapsiagaan, BPBD Jambi telah menindaklanjuti instruksi Presiden dalam rapat koordinasi karhutla pada 22 Februari lalu untuk memprioritaskan pencegahan.
Sementara itu, sebelumnya, BMKG Provinsi Jambi memprakirakan bahwa curah hujan pada Mei hingga Juli 2025 berada pada kategori rendah hingga menengah (50–200 mm per bulan), dengan awal musim kemarau dimulai pada Mei Dasarian I hingga Juni Dasarian I, dan puncaknya terjadi pada Juni hingga Juli 2025. Musim kemarau diprediksi berlangsung hingga Oktober 2025.
“Melihat prediksi ini, kita harus siaga. Jangan sampai terjadi kebakaran baru kita bergerak. Pencegahan menjadi kunci,” tegas Bachyuni.
Berdasarkan indeks kesesuaian iklim, wilayah Provinsi Jambi memiliki potensi sedang terhadap kemunculan titik panas Karhutla selama Juni hingga Agustus, terutama di wilayah Batanghari, Bungo, Merangin, Muarojambi, Sarolangun, Tanjab Barat, Tanjab Timur, Tebo, dan Kota Jambi.
BPBD Jambi juga telah menginstruksikan seluruh jajaran untuk menyiapkan sumber daya personel, sarana dan prasarana, serta pendanaan dalam penanganan karhutla.
“Dalam rapat koordinasi dengan seluruh pihak terkait, kami mengimbau kabupaten/kota segera menetapkan status siaga darurat karhutla serta melaksanakan apel kesiapsiagaan. Jika dua atau lebih daerah telah menetapkan status siaga atau darurat, maka Provinsi Jambi akan menetapkan status kesiapsiagaan pada tingkat provinsi,” pungkas Bachyuni. (Enn)