Cara Mencegah dan Menghentikan Cyberbullying

-jambi independent-Jambi Independent
Di tengah kemudahan yang ditawarkan internet dari terhubung dengan orang tercinta hingga hiburan instan tersimpan sisi gelap yang mengintai, terutama bagi anak-anak dan remaja. Perundungan siber atau cyberbullying kini menjadi ancaman nyata yang sering luput dari perhatian sekolah.
Dengan begitu, penting bagi guru, orang tua, dan masyarakat membangun kesadaran digital, demi menciptakan lingkungan online yang aman dan sehat bagi generasi muda.
Mengutip Positive Action, berikut ini berbagai cara mencegah dan menghentikan cyberbullying di sekolah yang perlu diketahui.
BACA JUGA:Timnas Indonesia Panggil 27 Pemain, Untuk Hadapi Kuwait dan Lebanon
BACA JUGA:Fulham Pertimbangkan Rekrut Raheem Sterling dari Chelsea
1. Didik dirimu dan anak didikmu
Di tengah meningkatnya aktivitas online, memahami interaksi di media sosial menjadi hal penting terutama bagi guru dan siswa. Salah satu tantangan utama yang dihadapi anak-anak saat ini adalah cyberbullying atau perundungan siber. Tapi, tidak semua komentar negatif otomatis tergolong perundungan.
Sebagai contoh, komentar kurang menyenangkan di Instagram bisa jadi hanya candaan, kritik, atau justru bentuk perundungan yang disengaja. Pelaku cyberbullying sering memanfaatkan unggahan publik guna mempermalukan atau merendahkan orang lain secara terbuka.
Maka dari itu, penting bagi pendidik, orang tua, dan siswa memahami ciri-ciri perundungan digital supaya dapat mengenalinya sejak dini dan mencegah dampak jangka panjang. Edukasi, diskusi terbuka, dan penguatan etika digital di sekolah bisa menciptakan ruang online yang aman, saling menghargai, dan bebas dari perundungan.
2. Bangun hubungan yang membangun
Dalam banyak kasus perundungan, korban cenderung lebih dulu mendekati orang-orang yang mereka percaya terutama orang tua dan guru yang hangat serta mudah diajak bicara. Sehingga, sangat penting bagi pendidik dan orang tua membangun hubungan yang terbuka dan penuh kepercayaan.
Tunjukkan kepada siswa bahwa kamu siap mendengarkan tanpa menghakimi. Dengan begitu, mereka tahu bahwa dirimu merupakan tempat aman untuk berbagi ketika mereka mengalami perundungan di sekolahan.
3. Pelajari tanda dan gejalanya
Apabila seorang siswa yang biasanya sering ditegur karena sibuk dengan ponselnya di kelas tiba-tiba menjadi pasif atau sama sekali tidak memakai gadget-nya, ada kemungkinan perubahan ini disebabkan oleh sesuatu yang lebih serius. Hal serupa juga berlaku ketika seorang siswa tiba-tiba menghilang dari grup kelas di media sosial, atau menghapus akun Instagram maupun Facebook tanpa penjelasan.