Awas Ketipu Greenwashing, Begini Cara Pilih Produk dengan Eco Label

-Ist/Jambi Independent-Jambi Independent
Di era modern, belanja bukan hanya soal gaya hidup atau kebutuhan. Semakin banyak konsumen kini menjadikan aspek ramah lingkungan sebagai perbandingan utama saat membeli produk.
Fenomena ini menciptakan tren baru yang dinamakan eco label, sebuah tanda yang menunjukkan bahwa produk diproduksi dengan standar keberlanjutan tertentu. label ini menjadi petunjuk bagi konsumen untuk memilih dengan bijak di tengah maraknya isu greenwashing.
Apa Itu Eco Label?
Eco label adalah sebuah sertifikasi atau tanda khusus yang diberikan pada produk yang terbukti ramah lingkungan, baik dari segi bahan, proses produksi, hingga dampaknya pada lingkungan. Berbeda dengan klaim eco-friendly di iklan yang kadang tidak terbukti, eco label memiliki standar jelas yang harus dipenuhi oleh brand.
BACA JUGA:Tangkap 15 Pelaku Tambang Emas Ilegal
BACA JUGA:Niat Jual Motor untuk Beli Sabu, Warga Kota Jambi Dibekuk
Beberapa eco label yang terkenal yang dikenal secara global adalah EU Ecolabel, Energy Star, Fair Trade, hingga Rainforest Alliance. Di Indonesia, sudah muncul beberapa label serupa, misalnya untuk produk organik, kemasan daur ulang, atau peralatan elektronik hemat energi.
Meningkatkan kesadaran generasi muda, terutama Gen Z dan milenial, terhadap isu lingkungan membuat eco label semakin relevan di masa sekarang. Konsumen ingin bukti nyata, bukan sekadar janji iklan. Produk berlabel eco dianggap lebih transparan, etis, sekaligus sejalan dengan gaya hidup berkelanjutan.
Bagi brand, memiliki eco label berarti telah mendapatkan kepercayaan konsumen. Tidak jarang, konsumen akan lebih loyal dan rela membayar lebih mahal untuk produk dengan label ramah lingkungan.
Eco label kini telah mencakup berbagai sektor. Misalnya di dunia fashion, banyak brand yang mulai menggunakan kain organik, serat daur ulang, hingga vegan leather.
Kemudian di industri makanan dan minuman, eco label biasanya menunjukkan bahwa produk tersebut organik, adil dalam perdagangan (Fair Trade), atau dikemas dalam kemasan ramah lingkungan.
Sementara itu, untuk produk rumah tangga dan elektronik, eco label hadir dalam bentuk sertifikasi hemat energi seperti Energy Star. Dengan begitu, konsumen bukan hanya menghemat listrik, tetapi juga turut mengurangi emisi karbon.
Apakah Eco Label Selalu Bisa Dipercaya?
Meski menjanjikan, eco label juga tidak bisa lepas dari tantangan. Salah satunya adalah fenomena greenwashing, yaitu ketika brand mengklaim produknya ramah lingkungan, padahal tidak ada sertifikasi yang jelas.