Kepsek: Hanya Terjadi Sekali, Ulat di Dalam Makanan Program MBG SMKN 2 Kota Jambi
MBG: Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Pasir Putih saat menyiapkan makanan untuk program MBG.-Ist/Jambi Independent -Jambi Independent
JAMBI – Program Makan Bergizi Gratis (MBG) di SMK Negeri 2 Kota Jambi menuai sorotan. Beberapa hari lagi, viral di media sosial, salah seorang siswa SMKN 2 Kota Jambi menemukan ulat di dalam makanannya.
Dari 1.600 porsi makanan MBG yang disajikan hari itu, ulat ditemukan hanya pada satu porsi. Menu perdana MBG di sekolah ini terdiri dari nasi putih, orek tempe, ayam goreng, sayur tumis campur jagung dan wortel, serta buah salak.
Atas video viral yang tidak dilaporakn ke pihak sekolah itu, Kepala SMKN 2 Kota Jambi angkat bicara.
“Itu karena siswanya kami banyak, mereka tidak melapor. Jadi mereka buat video biar FYP, akunnya rame, tidak lapor. Jadi kami lihat di FYP anak-anak,” ujar Kepala SMK Negeri 2 Kota Jambi, Woro Handayani,akhir pekan lalu.
BACA JUGA:Pensiunan Guru Ditemukan Tewas di Kursi
BACA JUGA:Maulana Dorong Transformasi Kota Jambi Lewat Penguatan Spiritualitas dan Program Inklusi
Woro menegaskan, kasus itu hanya terjadi pada satu porsi dan bukan masalah menyeluruh. Ia memastikan makanan dalam kondisi baik dan mayoritas siswa menghabiskan menu tersebut tanpa keluhan.
“Kami selalu mengingatkan siswa agar memeriksa makanan sebelum dimakan, apakah ada bau, berlendir, atau tanda-tanda tidak layak. Jika ada masalah, siswa diminta segera melapor ke koordinator/guru agar kami bisa meminta penggantian kepada pihak penyedia,” jelasnya.
Hingga kini, pihak sekolah juga belum menerima laporan adanya siswa yang mengalami gangguan pencernaan. Meski demikian, pihak sekolah langsung melapor ke Sentra Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Pasir Putih selaku penyedia menu MBG, agar pengawasan mutu makanan diperketat.
“Antisipasinya sudah kami kasih tahu (SPPG), dari dapur jadi kalau ada temuan diganti yang baru,” tambah Woro.
Pihak sekolah juga memastikan sistem pengawasan tetap berjalan ketat. Setelah makan, seluruh wadah makanan dikumpulkan dan dihitung kembali agar tidak ada kekurangan. Guru dan tenaga pendidik pun terlibat penuh, meski harus bekerja ekstra di luar jam mengajar.
Menanggapi Nasi MBG berulat tersebut, Sekretaris Satgas Percepatan MBG Jambi, Johansyah, menegaskan bahwa insiden tersebut hanya terjadi sekali dan tidak berulang.
“Dari 1.600 penerima manfaat, hanya satu murid yang menemukan ulat di nasi MBG. Kami sudah meminta vendor dapur SPPG untuk lebih berhati-hati,” ujar Johansyah.
Ia juga mengingatkan seluruh dapur umum SPPG yang tersebar di 38 titik di Provinsi Jambi, agar memperketat standar operasional prosedur.