CPO hingga Perhiasan Jadi Penopang Utama Ekspor Indonesia Januari–Agustus 2025

Pengapalan CPO yang akan dikirim ke India. -Pelindo-
JAKARTA – Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan bahwa sektor industri pengolahan terus menjadi penggerak utama ekspor Indonesia selama periode Januari hingga Agustus 2025.
Produk-produk seperti minyak kelapa sawit (CPO), logam dasar bukan besi, kimia dasar organik berbasis pertanian, hingga perhiasan dan barang berharga, memberikan kontribusi signifikan terhadap kinerja ekspor nasional.
Deputi Bidang Statistik Produksi BPS, M. Habibullah, menjelaskan bahwa nilai ekspor non-migas selama delapan bulan pertama tahun ini mencapai 185,3 miliar dolar AS, dengan sektor industri pengolahan menyumbang sekitar 12,26 persen dari total tersebut.
“Komoditas yang menunjukkan peningkatan ekspor cukup besar antara lain CPO, logam dasar bukan besi, produk kimia organik dari hasil pertanian, perhiasan, serta semikonduktor dan komponen elektronik,” ujar Habibullah di Jakarta, Rabu (1/10/2025).
BACA JUGA:Belum Punya SIM, Anak di Bawah Umur Kendarai Pajero hingga Tabrak Rumah
Secara tahunan, ekspor nasional periode Januari–Agustus 2025 meningkat 7,72 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2024.
Ekspor migas justru turun 14,14 persen menjadi 9,04 miliar dolar AS, sedangkan ekspor non-migas tumbuh 9,15 persen menjadi 176,09 miliar dolar AS.
Dari sisi tujuan ekspor, Tiongkok masih menjadi mitra dagang utama, dengan nilai ekspor non-migas mencapai 40,44 miliar dolar AS, atau naik 8,68 persen secara tahunan.
Ekspor ke Amerika Serikat tercatat 20,60 miliar dolar AS, dan ke India sebesar 12,59 miliar dolar AS.
BACA JUGA:5 Motif Batik Populer untuk Sambut Hari Batik Nasional, Penuh Filosofi dan Sejarah
BACA JUGA:Modus Baru, Pencuri Kotak Amal Menyamar Pakai Mukena di Masjid Nurul Iman, Jambi
Untuk bulan Agustus 2025 saja, nilai ekspor Indonesia mencapai 24,96 miliar dolar AS, naik 5,78 persen dibandingkan Agustus tahun lalu.
Ekspor non-migas pada bulan tersebut mencapai 23,89 miliar dolar AS, meningkat 6,68 persen, meski ekspor migas justru menurun hingga 10,88 persen menjadi 1,07 miliar dolar AS.
Peningkatan ekspor pada Agustus terutama didorong oleh lonjakan ekspor lemak dan minyak hewani/nabati yang tumbuh 51,07 persen, menyumbang 5,18 persen dari total ekspor bulan itu.
Komoditas lain yang mengalami peningkatan signifikan adalah logam mulia dan perhiasan (34,76 persen) serta nikel dan produk turunannya (35,34 persen). (*)