Tim SAR Pilih Evakuasi Manual di Reruntuhan Ponpes Al Khoziny, Utamakan Keselamatan Korban

Bangunan Musala ambruk Ponpes Al Khoziny -CNN Indonesia/Farid-

JAMBIKORAN.COM - Tim Search and Rescue (SAR) gabungan memutuskan untuk tidak menggunakan alat berat seperti crane dalam tahap awal evakuasi korban reruntuhan musala di Pondok Pesantren Al Khoziny, Sidoarjo, Jawa Timur.

Keputusan krusial ini diambil meskipun peralatan berat sudah disiagakan di lokasi, semata-mata demi memprioritaskan keselamatan korban dan petugas di lapangan.

Keputusan tersebut dijelaskan oleh salah satu anggota Tim SAR, Ega Prasutia. Menurutnya, struktur reruntuhan yang menimpa santri memiliki pola "pancake," di mana material bangunan bertumpuk secara tidak stabil.

"Pola runtuhannya pancake, kalau bangunan bertumpuk dan tidak stabil. Kalau langsung diangkat dengan crane, bisa terjadi runtuhan susulan. Itu berbahaya.Korban yang mungkin masih selamat justru bisa kehilangan nyawa," tegas Ega Prasutia.

BACA JUGA:Dituding Sita Barang Hingga Mobil, Ashanty Dilaporkan Mantan Karyawannya ke Polisi

BACA JUGA:Rizky Ridho Panjatkan Doa di Tanah Suci, Patrick Kluivert Tegaskan Timnas Indonesia Harus All Out Demi Piala D

Pola pancake ini dikenal sangat berbahaya karena getaran sekecil apa pun dari alat berat berpotensi memicu keruntuhan material secara masif dan tiba-tiba.

Alih-alih menggunakan kekuatan mekanis, Tim SAR memilih metode evakuasi secara manual dengan teknik shifting atau rolling. Metode ini melibatkan pemindahan material reruntuhan secara bertahap, sedikit demi sedikit, menggunakan tangan dan alat-alat ringan.

Teknik shifting dan rolling bertujuan untuk menciptakan celah aman bagi petugas untuk masuk dan menjangkau korban yang terjebak.

"Sebagai gantinya, evakuasi dilakukan secara manual dengan metode shifting atau rolling, yaitu memindahkan material sedikit demi sedikit. Cara ini memang memakan waktu lebih lama, namun dinilai lebih aman dan memaksimalkan peluang keselamatan korban," imbuh Ega Prasutia.

BACA JUGA:Taylor Swift Bawa Kisah Album ke Layar Lebar Lewat Film Showgirl

BACA JUGA:Aktris Korea Jeon Hye Bin Jadi Korban Pencurian, Rp178 Juta Hilang dalam 10 Menit

Proses evakuasi manual ini, meskipun lambat, berhasil menjangkau beberapa korban yang masih hidup di bawah tumpukan beton. Tim SAR fokus menciptakan lubang kecil atau gorong-gorong untuk menyalurkan oksigen, makanan, dan air bagi korban yang terdeteksi masih memberikan respons, sambil terus berupaya mengeluarkan mereka dengan hati-hati.

Fokus utama tim di lapangan adalah memanfaatkan golden time, waktu krusial untuk menemukan dan menyelamatkan korban selamat. Baru setelah dipastikan tidak ada lagi korban yang berpotensi selamat, penggunaan alat berat akan dipertimbangkan untuk mengangkat material berat dan mencari korban meninggal.

Hingga berita ini diturunkan, upaya evakuasi secara manual terus berlangsung tanpa henti, didukung oleh ratusan personel gabungan dari berbagai instansi. Keputusan ini menunjukkan komitmen Tim SAR untuk mengedepankan prinsip kemanusiaan dan kehati-hatian dalam setiap operasi penyelamatan. (*)

 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan